17
memahami
media audio, terutama MP3
yang akan digunakan sebagai
medium /
Carrier,
diperlukan pemahaman terlebih dahulu terhadap skema kompresi file audio yang ada.
2.3.
Skema
Kompresi
Audio
2.3.1.
Skema
kompresi Audio
MPEG
Dengan
semakin
meluasnya
penggunaan
Internet
dan
teknologi
komputer
modern,
meningkat pula
kebutuhan akan
skema
kompresi
file
audio
yang
tidak
menurunkan
kualitas
suara
aslinya.
Saat
ini
sejumlah
skema
perceptual
audio
coding
telah
digunakan dalam
beberapa
aplikasi
multimedia. Diantara
codec
(compressor
decompressor)
yang ada saat
ini,
format kompresi MP3 adalah skema pengkodean audio
yang paling banyak digunakan.
Secara
umum,
nama MP3
merujuk pada
layer tiga dari skema pengkodean dari
ISO/MPEG-1
dan
ISO/MPEG-2
Audio
specifications
yang
telah
disusun
pada
tahun
1992
dan
1994.
Merujuk
pada
standar
ini,
kemampuan
MP3
umumnya
mendukung
encoding / decoding dari mono atau stereo 2 audio dengan sampling rate
(16, 22.05, 24,
32,
44.1,
48kHz)
dan
bit-rate
mencapai
320
kbit/s.
Dengan
demikian
nama
MP3
telah
menjadi
sinonim
untuk
media
penyimpanan
audio
stereo
(non-multi-chanel) dan
transmisi, untuk periode lebih dari 10 tahun.
Tanpa
pengurangan
data,
suatu
sinyal
audio
digital
(umumnya)
dengan
16-bit
sample
(resolution /
bit
depth),
yang direkam dengan
menggunakan
sampling
rate
lebih
dari
dua
kali
ukuran
bandwidth
audio
yang
sesungguhnya
(misalkan.
44.1
kHz
untuk
Compact
Discs),
akan
membutuhkan
lebih
dari
1.400
Mbit
untuk
merepresentasikan
hanya
satu
detik
dari
musik
stereo
dengan
kualitas
CD.
Dengan
menggunakan MPEG
|