51
Ide
menguak
masa
depan
disepakati. Beladiri
dipakai
sebagai
alat
kerasulan. Tujuh
orang Seminaris dan
Frater
mengikat janji. Maka terbentuklah Dewan
Pendiri.
Mereka adalah:
YB.
Prasetyo
Yudono,
Krisdaryadi
Hadisubroto,
Y.
Lilik
Subyanto,
Adi
Satryo
Nugroho,
A.
Luhur
Prihadi,
R.
Heru
Subyakto,
B.
Wiharto,
Frater
Hadiwijaya,
Frater
Sandharma
Akbar.
Berkibarlah bendera beladiri pencak silat Katolik Tunggal
Hati
Seminari (THS).
Angkatan pertama
mulai
berkembang di
Gereja St.
Fransiskus
Xaverius
Tanjung Priok
dan Salib Suci Cilincing, angkatan ini berjumlah 39
orang. Yang
terlibat dalam pengembangan
THS
adalah
beberapa Pastor,
beberapa Suster,
beberapa Frater,
beberapa orang
tua,
Seminaris
dan
sekelompok Mudika
yang berminat
membimbing anak
muda. Pada tanggal 10
November
1985,
Organisasi Beladiri Pencak Silat
Tunggal Hati Seminari dibentuk di Gelanggang
Remaja
Jakarat
Utara
oleh
Rm.
Martinus
Sukamartaya
Hadiwijaya,
Pr
dan
Rm.
Y.
Sandharma
Akbar,
Pr
dan
tujuh
orang
Dewan
Pendiri
(DP),
dengan
anggota
yang
tercatat
sebanyak
223
orang.
Setahun
kemudian
atas
permintaan
Mgr.
Leo
Soekoto
SJ
dibentuk
juga
untuk
putri
Tunggal
Hati
Maria (THM).
Pada tanggal 10 November 1986, bertempat
di Gereja St. Bonaventura
Pulo Mas
Jakarta,
diresmikan
Organisasi
Beladiri
Pencak
Silat
Tunggal
Hati
Seminari
Tunggal
Hati
Maria
(TH
THM)
oleh
Dirjen
Bimas
Katolik
Dep. Agama
RI,
Bpk.
Ign.
Imam
Kuseno
Miharjo. Pada waktu itu anggota THSTHM sudah berjumlah 637 orang.
Demikianlah
waktu
terus
berjalan,
THSTHM
pun
terus
berkembang
dengan
penuh
iman
dan
keberanian serta
semangat
iman
yang
militan,
meskipun
banyak
kelemahan dan
kekurangan
yang disandang dalam drinya.
Bahkan sudah
ada seorang
mahasiswa
warga
negara
Perancis
yang
secara
khusus
memperdalam
THSTHM,
sehingga
kerasulan
awam
Indonesia
melalui
THSTHM
dikembangkan
secara
serius
pada
generasi
muda
Gereja
Katolik di
|