9
pengetahuan
tentang
hal-hal yang kongkrit dari suatu benda. Sedang pengenalan
rasional dapat mencapai hakekat sesuatu, melalui jalan abstraksi.
2)
Hal Metode
Selanjutnya, menurut Aristoteles, “ilmu pengetahuan” adalah pengetahuan
tentang
prinsip-prinsip
atau
hukum-hukum bukan
objek-objek
eksternal
atau
fakta.Penggunaan prinsip atau hukum berarti berargumentasi (reasoning).
Menurut Aristoteles,
mengembangkan
“ilmu
pengetahuan”
berarti
mengembangkan prinsip-prinsip, mengembangkan “ilmu pengetahuan” (teori)
tidak terletak pada akumulasi data tetapi
peningkatan kualitas
teori
dan metode.
Selanjutnya, menurut Aristoteles, metode untuk mengembangkan “ilmu
pengetahuan”
ada
dua,
yaitu:
(1) induksi intuitif yaitu
mulai
dari
fakta
untuk
menyusun
hukum
(pengetahuan
universal);
(2)
deduksi
(silogisme)
yaitu
mulai
dari pengetahuan universal menuju fakta-fakta.
2. Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi)
Pada periode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena adanya
perombakan
total dalam cara berpikir. Perombakan total
tersebut adalah sebagai
berikut:
Apabila Aristoteles cara berpikirnya bersifat ontologis rasional, Gallileo
Gallilei (tokoh pada awal abad
17
sesudah
Masehi)
cara
berpikirnya
bersifat
analisisyang
dituangkan
dalam bentuk
kuantitatifatau
matematis.
Yang
dimunculkan
dalam berfikir
ilmiah
Aristoteles
adalah
berpikir
tentang
hakekat,
jadi
berpikir
metafisis(apa yang berada di balik yang nampak atau apa yang berada di balik
fenomena).
|