Home Start Back Next End
  
231
5.3.5
Analisis Material Requirement Planning
Sebelumnya
dalam
menentukan jadwal
dan
besar
pemesanan
bahan
baku,
perusahaan 
masih 
menggunakan 
intuisi 
berdasarkan 
pengalaman 
masa 
lalu 
yang
memiliki
faktor
ketidakpastian
yang
sangat
besar.
Perencanaan
bahan
baku
dilakukan
perusahaan setiap
dua
minggu
sekali
atau
satu
bulan
sekali
pada
bahan
baku
tertentu.
Dengan
sistem
yang
berjalan
saat
ini,
terdapat
kelemahan, yaitu
resiko
terjadinya
kekurangan bahan
baku
sehingga
produksi
terganggu
atau
terhenti
akibat
kesalahan
perkiraan jumlah bahan baku yang dipesan.
Setelah
melakukan
perhitungan MPS
maka
dilakukan
perhitungan terhadap
Material
requirements
Planning
(MRP)
untuk
setiap bahan baku
yang digunakan untuk
produksi
produk
tersebut.
Dalam
perhitungan MRP
pertama
harus
diketahui
kebutuhan
kotor
(Gross
Requirement)
dari
masing-masing komponen,
Gross
Requirement
dari
masing-masing
komponen
merupakan hasil
explosion
dari
Planned
Order
Release
dari
komponen pada level diatasnya.
Dalam
melakukan perhitungan MRP,
digunakan beberapa
teknik lotting
sebagai
perbandingan
yaitu
lot
for
lot
(LFL),
economic
order
quantity
(EOQ),
dan
periodic
order
quantity
(POQ).
Untuk
menentukan teknik
lotting
yang
terbaik dilakukan dengan
melakukan
perbandingan biaya
dimana
teknik
lotting
yang
menghasilkan biaya
yang
terminimum
adalah
yang
terbaik
dan
yang
akan
dipilih.
Perlu
diperhatikan
juga
lead
time waktu kedatangan bahan baku yang berbeda untuk masing-masing bahan baku.
Perhitungan MRP
yang
dilakukan
akan
dapat
mengetahui jumlah
bahan
baku
yang akan dipesan dan kapan waktu
memesan bahan baku oleh pihak perusahaan sesuai
dengan
ketentuan
pemesanan
(order
policy)
dengan
berusaha
menjaga
status
inventori
bahan baku agar tidak dibawah safety stock.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter