68
tersebut digunakan demi keperluan pribadi mereka. Sebagai contoh, taman digunakan
untuk tempat untuk bermeditasi, menenangkan pikiran dan tempat untuk melarikan diri
dari konflik yang sedang terjadi.
Karakteristik
taman
Jepang
yang
menjadi
khas
adalah
dari
segi
penataan
ornamen
dan
unsur
alam
yang
lebih
mengutamakan
sesuatu
yang
kasat
mata,
karena
lebih
mengutamakan
filosofi
dan
nilai
dari agama.
Taman
Jepang
terbagi
menjadi
tiga
jenis
taman
yaitu
taman
denngan
tiruan
pegunungan
atau tsukiyama,
kemudian
taman
dengan daratan yang tanpa menggunakan unsur air di dalamnya yang lebih dikenal
dengan
karesansui atau taman kering dan yang terakhir adalah taman yang berperan
dalam upacara minum teh atau chanoyu yang disebut dengan roji atau taman teh.
Tujuan dari penulisan skripsi
ini adalah
untuk
mengetahui konsep
Zen pada roji
yang terdapat di sekolah teh yang bernama Mushanokojisenke yang memiliki rumah teh
yang bernama Kankyu-an di Kyoto. Metode yang digunakan dalam penulisan
ini adalah
metode kepustakaan dan deskriptis analisis yaitu dengan mendeskripsikan mengenai
taman Jepang dan roji dari berbagai sumber lalu menganalisanya melalui gambar dengan
menggunakan teori berupa konsep Zen yang berhubungan dengan arsitektur taman.
Setelah dianalisis
maka
dapat
penulis
simpulkan
bahwa roji
yang
terdapat
di
Kankyu-an memiliki nilai atau konsep Zen, yakni konsep wabi
sabi
dan shin-gyõ-sõ.
Seperti
yang
diutarakan
oleh
Keane
(1996 : 76) berpendapat
estetika
dari wabi selalu
diterjemahkan dengan sesuatu yang lemah-lembut. Pada taman digambarkan dengan
permukaan
gayung bambu (hishaku) yang halus pada tsukubai (wadah air). Wabi berasal
dari kata wabishii
yang artinya kesengsaraan dan kesedihan, dan dari kata wabiru
yang
artinya
bersedih,
cemas
atau
khawatir.
Sedangkan
sabi
berasal
dari
kata sabishii yang
berarti
sendiri,
sepi
dan
sunyi,
dan
kata
sabiru
yang
artinya
lembut,
malas
dan
|