2
sehingga
dinamakan
zaman
Yayoi.
Kebudayaan
zaman
Yayoi
berkembang
dari
pulau
Kyushuu
sampai
sebelah timur pulau Honshu.
Sejalan dengan kemajuan dalam bidang pertanian dikenal perbedaan kelas dan perbedaan kaya miskin
yang
melahirkan
pengelompokkan wilayah
yang
bisa
disebut
sebagai
bentuk
awal
negara
yang
dikenal
dengan sebutan kuni (negara-negara kecil).
Perebutan
air
dan
tanah
untuk
memperluas
penanaman
padi
di
sawah
menumbuhkan permukiman
penduduk, wilayah
terbentuk
sebagai
hasil
perang
antar
desa,
usaha
perluasan wilayah
dan
penguasaan
daerah
menimbulkan perang
antar
negara-negara kecil
yang
meluas
di
seluruh
kepulauan
Jepang.
Pada
waktu itu
berhasil terbentuk negara-negara kecil
berdasarkan daerah seperti Kyushuu bagian utara
,
Kibi,
San-in, Kinki, Toukai, dan Kanto. Pertempuran untuk mencari sekutu dan menyatukan wilayah kekuasaan
yang terjadi berulang-ulang kali merupakan proses untuk membentuk negara Jepang zaman kuno.
Daijosai merupakan sebuah ritual persembahan kepada para dewa dan leluhur kaisar yang berasal dari
hasil
panen
padi.
Ritual
tersebut
setidaknya
berlangsung
pada
akhir
abad
ke-7,
menggantikan perayaan
panen
kekaisaran atau
yang
dikenal
dengan
niinamesai yang
menandai
ritual
penobatan
takhta
bagi
seorang
kaisar
baru.
Pada
era
modern,
Daijosai
diadakan
di
tahun
yang
sama
dengan
wafatnya
kaisar
yang
terdahulu.
Sebenarnya Daijosai
merupakan
bagian
dari
rangkaian
upacara
penobatan
takhta,
yang
juga meliputi dua ritual lainnya yakni senso dan sokui no rei.
Asal
mulanya
dinamakan Daijousai
adalah
karena
festival
panen
padi
yang
dilakukan
untuk
mempersatukan propinsi sebelum bangkitnya Taika
(yaitu
sebelum abad
ketujuh pertengahan). Sebelum
acara ritual Daijousai,
diadakan acara onie no
matsuri, Yaitu penanaman padi
yang
didoakan
oleh para
pendeta Shinto agar padi tersebut bisa tumbuh dengan cepat dan tidak terkena hama.
Senso merupakan tahapan pertama dalam rangkaian upacara penaikan takhta kekaisaran, yang berupa
pemberitahuan serta pengakuan secara resmi bahwa akan segera diadakan penobatan kaisar yang baru dan
|