3
pergantian
tampuk
kepemimpinan. Ritual
senso
itu
sendiri
terbagi
dalam
dua
versi,
pertama,
pemberitahuan yang
ditujukan
untuk
arwah
para
leluhur
atau
nenek
moyang
kekaisaran
dan
para
dewa
yang
telah
berjasa
memelihara
alam
semesta
negeri
Jepang
(shunkyo-den),
dan
kedua,
pemberitahuan
yang
ditujukan
bagi
seluruh
rakyat
Jepang
(shinshin-den).
Biasanya
upacara
senso
dilaksanakan
tepat
setelah kaisar yang
terdahulu meninggal dunia, agar dapat
mempermudah pelaksanaan penobatan takhta
bagi seorang putra mahkota yang ditandai dengan penyerahan tiga pusaka kekaisaran yaitu sebilah pedang
kusanagi,
batu
permata
magatama,
dan
terakhir
sebuah
cermin
yang
terbuat
dari
perunggu
kashiko
dokoro.
Selain
itu,
upacara
ini
harus
segera
dilakukan
tentu
saja
agar
tampuk
kekuasaan
kekaisaran
Jepang tidak dibiarkan kosong terlalu lama yang dapat berakibat fatal bagi kehidupan masyarakat Jepang
(Holtom, 1996: 55-67). Tahapan kedua dalam upacara penaikan takhta seorang kaisar adalah sokui no rei,
upacara
pemberitahuan kepada
masyarakat,
bahwa
sang
kaisar
akan
diserahi
tiga
regalia
kekaisaran.
Peristiwa ini
menandai telah berpindahnya tampuk kepemimpinan ke tangan kaisar yang baru secara sah.
Daijosai merupakan tahapan terakhir sekaligus penutup dari serangkaian ritual penobatan kaisar .
Sebelum penyelenggaraan daijousai yang biasanya diadakan pada awal musim gugur (November)
Rumusan
Lingkup
Permasalahan ini
berdasarkan latar
belakang
dari
penelitian
ini,
adalah
pengaruh
Shinto
dalam
Daijosai
di
Jepang.
Khususnya
pada:
1.
Tujuan
diselenggarakannya Daijousai,
2.
Unsur-
unsur
matsuri
dalam
Shinto
dalam
Daijousai,
3.
Benda-benda
yang
digunakan
sebagai
persembahan
dalam
Daijousai.
Ruang
lingkup
permasalahan
ini
adalah
Saya
akan
meneliti
perayaan
Daijousai
dari
empat unsur Shinto dalam ritual dan alat-alat perayaan yang digunakan.
Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
menjelaskan pengaruh
unsur-unsur matsuri
dalam
Shinto
yang
mempengaruhi acara ritual Daijousai. Manfaat dari
penelitian
ini
adalah agar penulis dan
pembaca dapat
memahami dan
mengetahui pengaruh
agama
Shinto
pada
acara
ritual
Daijousai
di
Jepang.
Metode
penelitian yang
akan
digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
metode
deskriptif
analitis,
yakni
dengan
menganalisa
mendeskripsikan data-data
yang
berhubungan
dengan
objek
penelitian
kepustakaan,
kemudian menganalisa data-data tersebut. Sistematika Penulisan ini dilakukan untuk mencapai penulisan
|