Start Back Next End
  
mutakhir secara aktif”. Dalam penerapannya pada bangunan hotel ini, hemat energi
pemakaian listrik dapat diterapkan namun tetap harus menjaga batas-batas
kenyamanan penghuni hotel tersebut.
Penghematan energi pada arsitektur hemat energi pada umumnya terletak
pada pengoptimalan sistim tata udara dan tata cahaya secara alami dengan
memanfaatkan sumber energi yang ‘gratis’. Credo form follows function
bergeser
menjadi
form follows energy
yang berdasarkan pada prinsip konservasi energi
(non-renewable resources)
Hawkes Dean (2002) menyatakan, “Designing building to minimize the
usage of energy without constraining the building function nor the comfort of
productivity of occupants”
Ia menjelaskan bahwa desain bangunan yang hemat energi dapat diartikan
sebagai perancangan bangunan untuk
meminimalisasi penggunaan energi tanpa
membatasi fungsi bangunan maupun kenyamanan dan produktivitas penghuninya.
Untuk mencapai tujuan
itu, karya rancang bangun hemat energi dapat dilakukan
dengan pendekatan aktif maupun pasif. Pendekatan pasif mengandalkan kemampuan
perancang untuk mengantisipasi fluktuasi iklim luar melalui solusi arsitektural,
sedangkan pendekatan aktif mutlak memerlukan kolaborasi perancang dan
engineering melalui solusi teknologi (Jimmy Priatman. 2007)
2.2.3
Hemat Energi Dari Segi Penghawaan
Strategi hemat energi pada suatu bangunan dapat dilakukan dengan
mengaplikasikan teori-teori penghawaan alami pada bangunan. Prianto (2007)
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter