Start Back Next End
  
tepat dengan perlunya meletakkan vegetasi agar membantu sistim penghawaan ruang
didalam bangunan. Peran taman dan jalur hijau tampak jelas disini, bahwa jika cukup
tumbuhan, maka penggunaan energi untuk pendinginan bangunan ber-AC pada
kawasan kota akan berkurang karena menurunnya suhu udara kota akibat keberadaan
tumbuhan tersebut.
2.2.4
Kenyamanan Thermal
Kenyamanan Termal (Thermal Comfort) Pada dasarnya perancangan
bangunan hemat energi dengan pendekatan perancangan pasif bertujuan untuk
mencapai kenyamanan termal. Menurut Frick (2007), kenyamanan termal bersifat
individual. Faktor-faktor alam yang pasti mempengaruhi kenyamanan termal bagi
manusia adalah suhu udara, kelembapan udara, dan pergerakan udara. 
Henry J Cowan (1983) memaparkan, The effect of temperature on human
comfort was already mentioned by Vitruvius in the first century B.C. Leonardo da
Vinci recognized the influence of humidity in the fifteenth century. John Arbuthnot, a
friend of the satirist Jonathan Swift, published in 1733 An Essasy Concerning the
effect of Air Movement on Human Bodies. However, the other components of thermal
comfort are physical activity and clothing, as the result of C.P. Yaglou experiments at
1923.
Sementara menurut Prasasto Satwiko (2004), enam faktor kenyamanan
termal (4 faktor lingkungan + 2 faktor manusia) adalah :
-
Suhu udara T (Temperature), oC
-
Kecepatan angin, V (Velocity), m/dtk
-
Kelembapan udara, RH (Relative Humidity), %
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter