3
Novel
Sembazuru
memiliki
isi
cerita
yang
sangat
menarik, karena
di
dalamnya
mengisahkan
mengenai
kisah
cinta
yang
unik
dan
juga
menarik.
Selain
kisah
cinta,
ada
hal
lain
yang
membuat
saya
tertarik
untuk menganalisis
novel
ini
yaitu
mengenai
pria
Jepang
yang
sudah
beristri
yang memiliki
seorang
bahkan
beberapa
gundik/selir,
khususnya dalam novel
ini. Saya sangat tertarik
mengenai sosok
gundik/selir yang
muncul dalam novel
Sembazuru karena begitu uniknya dan tragisnya kehidupan
gundik/selir dalam novel ini.
Menurut Joseph (1994:38-41) wanita Jepang memang sudah tidak berjalan 3
langkah
dibelakang suaminya, tetapi mereka tetap harus menghadapi dan bersabar terhadap suami
yang
pulang
malam sehabis
minum-minum,
dan
itu
tetap
saja
merupakan
suatu
ketimpangan. Tidak ada negara berkembang lain yang memiliki jumlah anggota parlemen
wanita
serendah
jumlah
tersebut
di
Jepang,
karena
Perdana
Menteri Jepang terdahulu
mengatakan bahwa kampanye politik terlalu berat secara fisik bagi wanita, hal ini yang
membuat wanita 60 tahunan berpaling dari dunia pilitik dan kemudian bekerja di sawah,
berdiri
menggunakan
lututnya dan
menanam padi, walaupun dalam legenda Shinto
muncul nama Amaterasu Omikami, sesosok Dewi Matahari yang dipercaya sebagai
nenek moyang Kaisar-Kaisar Jepang, dan juga muncul pengarang The Tale of Genji,
Murasaki Shikibu pada awal abad ke-11. Setelah itu wanita Jepang terus menerus
menundukkan kepala mereka (1994:38-41). Pharr & Lo (1993:1704) menulis bahwa
dalam undang-undang
sipil
(civil
code)
tahun
1898
tertulis
hak-hak
wanita
yang
sangat
rendah,
diantaranya
ialah
wanita
dilarang untuk
mengepalai
sebuah
rumah
tangga
atau
memiliki properti dan memiliki sedikit kesempatan untuk meminta cerai. Berbeda dengan
pria, ketika
ia
memiliki seorang anak dari
wanita
lain
selain
istrinya, pria tersebut dapat
|