1
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Banyak orang berpendapat bahwa karya sastra merupakan bahan bacaan
yang
berat
dan sulit untuk dimengerti. Memang benar
adanya bahwa seni sastra selalu penuh
dengan ungkapan-ungkapan simbolistik yang terkadang sukar untuk ditafsirkan,
sehingga menyulitkan pembacanya untuk dapat
memahami
konteks
makna
yang
terkandung di dalamnya.
Shklovsky dalam Firdaus (2007) menyatakan :
Seni berarti menghancurkan persepsi dari yang tadinya otomatis menjadi tidak
otomatis; tujuan dari imaji bukanlah untuk menghadirkan makna dari objek yang
dideskripsikan pada pemahaman kita, melainkan untuk membentuk suatu persepsi
khusus dari objek tersebut.
Sebagaimana yang
dimaksudkan oleh Shklovsky (1990), di sinilah terjadi proses
penghancuran
persepsi
terhadap
suatu
makna
dalam karya
sastra,
dari
yang
tadinya
otomatis
menjadi
tidak
otomatis.
Suatu
makna
dalam karya
sastra
harus
ditinjau
dari
berbagai
aspek
melalui
proses
pemahaman dan pemaknaan yang kemudian dijabarkan
secara analitis, rasional dan objektif.
Menjawab
hal
tersebut,
stasiun
televisi
swasta
Jepang
NTV
(Nippon
Terebi),
atau
yang
lebih
sering
disebut
dengan
??? (nitere),
menyiarkan
sebuah
program
variety
show
(pertunjukan
komedi)
yang
mengangkat
karya-karya
sastra
terkenal,
baik
karya
sastra dunia
maupun karya sastra Jepang sendiri. Acara tersebut diberi
nama Arasuji de
|