Home Start Back Next End
  
2
merupakan dua dari pemandangan yang paling indah di Jepang yaitu 1. Musim semi,
ketika
bunga
sakura
bermekaran
dan
2.
Musim gugur, saat dedaunan
berubah
menjadi
warna-warni merah, jingga, dan kuning yang mempesona. Rakyat Jepang menikmati
berbagai
pertanda
perubahan
musim dan
mengamati
perkembangannya
dengan
memperhatikan laporan cuaca, yang menampilkan peta di mana sakura sedang
bermekaran
pada
musim
semi
dan
dedaunan
musim gugur
sedang
indah
indahnya.
Sedangkan
untuk
penyair
haiku,
penulis memilih Basho
karena
Basho
menekankan
pentingnya tentang puisi (tentang kehidupan) berdasarkan kesederhanaan, kehalusan,
keanggunan, kesahajaan jiwa, kejernihan, penjarakkan, dan penyatuan dengan alam
(Ritsuki, 2008).
Dengan
alasan
alasan
tersebut
di atas,
penulis
bermaksud
untuk
mengadakan
penelitian
skripsi
dengan
judul
Analisis
Semiotik Pada
Tiga
Haiku
yang
Bertemakan
Musim Gugur Karya Matsuo Basho.
1.1.1. Asal Mula Haiku Jepang
Menurut
artikel
Haiku
dalam
Cranberry
Designs
(2008),
haiku
merupakan
suatu
puisi Jepang dengan perhitungan suku kata 5 – 7 – 5, dan haiku tersebut tidak akan dapat
dipahami hanya dengan mengetahui bahasa atau menerjemahkan setiap kata dalam haiku
tersebut
ke
dalam bahasa
yang
kita
dapat
mengerti,
tetapi
harus
memahami
makna
makna
yang
terkandung
pada
setiap
kata
dalam
haiku,
karena
setiap
kata
dalam
haiku
memiliki sesuatu hubungan, alasan dan kerahasiaan seperti memecahkan suatu sandi.
Asal
mula
dari
haiku
Jepang,
dimulai
pada
saat
masuknya
kebudayaan
Cina
ke
Jepang
pada
abad
ke
tujuh
(zaman
awal
Heian).
Di
mana
pada
saat
itu,
penduduk
di
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter