Home Start Back Next End
  
3
tersebut
menimbulkan
masalah
yaitu
dalam
menentukan
kriteria
mana
yang
harus
diprioritaskan.
Untuk
mengatasi
permasalahan
pada
evaluasi
multi-kriteria dapat
menggunakan
Multiple-Criteria
Decision
Making
(MCDM) yang
salah
satunya
dapat 
menggunakan 
metode 
Analytic 
Hierarchy 
Process 
(AHP)  yang
dikembangkan oleh Thomas L. Saaty (1990). Pada perkembangan selanjutnya AHP
masih
memiliki
kelemahan
yaitu
ketidak mampuan AHP untuk mengakomodasi
kesamaran
atau
ketidakpastian
(vagueness) dan
subjektivitas.
Proses
penerapan
metode
AHP
akan
lebih
mudah
dan
humanistik
bila
evaluator
menilai
“kriteria A
lebih penting daripada kriteria B” daripada “kriteria A dibandingkan B memiliki
tingkat kepentingan lima dibanding satu”. Selain itu, pembobotan nilai antar setiap
evaluator
dapat
saja
berbeda
sehingga
penggunaan
AHP
akan
sangat
dipengaruhi
subjektivitas dari orang yang melakukan pembobot nilai.
Berangkat dari
hal tersebut diatas
maka dalam penelitian
ini akan disajikan
model FAHP dengan evaluator tidak tunggal. Model ini didasarkan pada konsep
Buckley   (1985)   tentang   pe-ranking-an   dan   Zadeh   (1975)   tentang   variabel
linguistik. Dengan FAHP diharapkan faktor kesamaran dan subjektivitas pada saat
pembobotan
nilai
supplier dapat
dihilangkan
dan
memungkinkan
pembobotan
dilakukan oleh lebih dari satu orang.
1.2.  Identifikasi Masalah
Pada penulisan
ini
yang
menjadi objek penelitian adalah PT. Baria
Tradinco
(yang 
selanjutnya 
akan 
disingkat 
menjadi 
PT.Baria) 
adalah 
perusahaan 
yang
begerak
dalam
bidang
produksi
oli,
pelumas,
minyak
untuk
mesin
dan
kendaraan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter