Home Start Back Next End
  
8
emosionalnya, sebaik novel Kokoro yang ditulis oleh Natsume Soseki. Inilah alasan saya
memilih novel Kokoro sebagai objek analisis mengenai Amae.
1.1.2 Riwayat Hidup Singkat Natsume Soseki
Brodey
dalam My
Individualism
and
The
Philosophical
Foundations
of
Literature
(2004:9-13)
yang
merupakan
buku
kumpulan
ceramah
Soseki,
mengungkapkan bahwa
Soseki
merupakan salah satu penulis beraliran
naturalis yang disebut sebagai anak jaman
Meiji.
Soseki
mendapatkan
panggilan
ini
karena
kehidupannya sejak
lahir
hingga
meninggal
(1867-1916)
hampir
sama
dengan
lamanya
pemerintahan Emperor
Meiji
(1868-1912).   Natsume   Soseki   lahir   dengan   nama   Kinnosuke.   Kinnosuke   kecil
mengalami
empat
kali
penggantian nama
keluarga,
karena
beberapa
hal.
Sehingga
Kinnosuke
mengalami
yang
disebutkan
sebagai
deskripsi
laki-laki
zaman
Meiji,
yaitu
menjadi orang lain dalam rumahnya sendiri.
Ketika berumur 21
tahun, Kinnosuke
mendapatkan
nama keluarganya
yaitu Natsume,
dan
ketika
berumur
22
tahun,
dia
mengadopsi nama
penulis
Soseki.
Menurut
Rosidi
(1989:48), Natsume Soseki
telah
meraih
gelar pendidikan di Universitas Imperial
Tokyo
yang sekarang adalah Universitas Tokyo, telah bekerja pada beberapa institut pendidikan,
dan
telah
menerbitkan 13
buku
roman,
4
cerpen,
7
kritik
esai,
5
kumpulan
surat
dan
5
tulisan
tentang
rupa-rupa
hal
yang
seluruhnya bejumlah
34
jilid.
Makoto
dalam
Rosidi
(1989:47)   berpendapat   bahwa   Natsume   Soseki   dapat   menulis   roman   realistik,
impresionik
dan
ekspresionik dengan
hasil
yang
memuaskan
karena
Soseki
selalu
memberi landasan teoritis terhadap karya-karyanya.
Brodey 
(2004:13) 
mencatat, 
bahwa 
Soseki 
Natsume 
berumur 
47 
tahun 
ketika
menerbitkan
novelnya
yang
berjudul
Kokoro.
Dua
tahun
setelah
menulis
Kokoro,
dia
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter