23
mereka
ingin mecoba
merek
baru,
(Dua
kalimat merah
tsb
digunakan sebagai
indikator
internal ditambah 1
yang diatas
tentang pengetahuan
merek diantara produk
kategori
yang
sudah ditandai kalimat merah.) mereka tertarik oleh diskon yang ditawarkan oleh merek lain,
bisa juga karena merek
yang sedang
dipakai habis. Selain adanya penawaran
diskon
bisa
juga
merek pesaing
melakukan
perubahan
harga.(Tiga
kalimat
merah
dijadikan
factor
eksternal.
2.1.4
Pengaruh antara Kualitas Produk dan Brand Switching
Menurut Adam dan
Ebert (2002,p.256)
yang dikutip dalam Jurnal Widya Manajemen
dan Akuntansi Analis
Persepsi
Konsumen
terhadap
Kualitas Produk
Keramik merek Milan
di
Surabaya,Vol.3
No.2,
Agustus
2003
:
pp.
140
159,
menyatakan
bahwa
Quality
is
the
customers perception. Artinya bahwa pelanggan menilai baik buruknya kualitas suatu
produk
itu
berdasarkan persepsinya.
Suatu
produk dikatakan berkualitas
jika
memenuhi
kebutuhan
dan
keinginan pembeli.
Kualitas
ditentukan
oleh
pelanggan
dan pengalaman
mereka terhadap
produk dan jasa. Jika suatu produk
kualitasnya kurang baik maka
konsumen akan melakukan brand switching.
Dapat disimpulkan bahwa Kualitas
Produk dapat menyebabkan Brand Switching.
2.1.4.2
Pengaruh antara Ketersediaan Produk dan Brand Switching
Menurut
Arman
Hakim
Nasution
(2003,
p.103
-
104),
yang
dikutip
dalam buku
persediaan
perencanaan dan pengendalian produksi, edisi pertama, cetakan
kedua, Penerbit
GunA
Widya,
Surabaya.
Menyatakan
bahwa
persediaan
adalah
sumber
daya
menganggur
(idle
resources)
yang
menunggu
proses
lebih
lanjut.
Yang
dimaksud dengan
proses
lebih
lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem distribusi ataupun kegiatan
konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.
Masalah utama
persediaan
adalah
menentukan
berapa
jumlah
pemesanan
yang
ekonomis, yang
akan menjawab persoalan
berapa
jumlah
produk
dan
kapan
produk
itu
dipesan,
terlalu
lama
sampainya
produk
menjadikan
perusahaan
kekurangan
persediaan
|