Start Back Next End
  
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal di Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan Indonesia Stock Exchange
(IDX) berhasil menjadi salah satu top performer index di region Asia Pasifik. Hal ini
dibuktikan pada tahun 2011 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil meraih
posisi kedua tertinggi dari segi pertumbuhan, yaitu 3,2%, setelah indeks Philippines
Stock Exchange
milik Filipina yang mencapai tingkat pertumbuhan 4,07% (IDX
Factbook, 2012).
Salah satu pihak pendukung penyelenggara pasar modal
di Indonesia adalah bank
kustodian. Bank kustodian
adalah lembaga yang melakukan penyimpanan aset
berupa efek milik investor. Selain itu, bank kustodi juga
berfungsi melakukan
penerimaan dan pemberian aset, serta menerima dan memberikan pembayaran sesuai
dengan perintah investor (nasabah). (Sjahputra, 2012, p131)
Salah satu bank kustodian
di Indonesia adalah BRI Custody Service. BRI Custody
Service merupakan subsidiari dari Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) yang berfokus
untuk melayani nasabah dalam bentuk layanan kustodian.
Dalam melayani nasabahnya, BRI Custody Service menginginkan adanya integrasi
proses bisnis dari penerimaan instruksi penyerahan efek ataupun penerimaan efek
sampai dengan pelaksanaan instruksi tersebut.
Pada saat ini, proses bisnis BRI
Custody Service dari penerimaan instruksi sampai dengan pelaksanaan instruksi pada
sistem Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Bank Indonesia (BI) masih
tidak terintegrasi sehingga membutuhkan proses input data yang berulang kali.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter