Start Back Next End
  
5
contract), akan tetapi, pada dasarnya investor pasti ingin memperoleh gambaran
yang jelas mengenai posisi aset dan liabilitas perusahaan. Oleh karena itu, transaksi
leasing
yang dibukukan sebagai off balance sheet financing dipandang tidak sehat
dari segi pelaporan keuangan, karena terdapat komponen aset dan liabilitas yang
cukup besar tetapi
tidak dikapitalisasi dan dilaporkan dalam laporan posisi keuangan
perusahaan walaupun banyak manfaat dan risiko kepemilikan yang ditransfer kepada
lessee. Sebagai contoh, sebagian besar perusahaan di Amerika Serikat, selalu
mengakui sewa sebagai operating lease dan selalu memiliki cara untuk menghindari
terpenuhinya kriteria kapitalisasi
leasing. Sebagai gantinya, mereka menjelaskan
rincian sewa termasuk liabilitas sewa mereka di masa depan pada catatan atas
laporan keuangan (Wall Street Journal, 2004).
Kondisi off balance sheet financing tersebut dapat menjadi accounting choice
bagi manajemen untuk
mengatur agar sewa yang dilakukannya dapat dicatat sebagai
operating lease
walaupun karakteristik ekonominya lebih dekat pada
finance lease.
Accounting choice
ini
juga
dapat membuka celah bagi manajemen yang bersifat
oportunis untuk memanfaatkan
operating lease
dalam rangka
meningkatkan kinerja
keuangan
perusahaan melalui
hidden leverage. Oleh karena itu, kapitalisasi leasing
menjadi suatu permasalahan yang diperdebatkan oleh banyak pihak dalam dunia
akuntansi, terutama akuntan, auditor, standard setter
dan praktisi dalam dunia
leasing (Janur dan Uddin, 2002:1).
Sejak tahun 2002, International Accounting Standards Board (IASB) dan
Financial Accounting Standards Board (FASB) telah memasukkan isu
kapitalisasi
leasing ke dalam proyek mereka. Revised Exposure Draft on Leases (No. 2013-26),
yang dikeluarkan oleh FASB
pada Mei 2013 menyatakan
bahwa perbedaan antara
finance lease dan operating lease akan dihapus dan transaksi operating lease
harus
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter