13
kesatu
pembatikan
mulai
pula
dikerjakan oleh
Cina
disamping
mereka
dagang
bahan batik.
Sama halnya dengan pembatikan di
Pekalongan. Para pengikut Pangeran
Diponegoro
yang
menetap di daerah
ini kemudian
mengembangkan
usaha batik
di sekitara daerah pantai ini, yaitu selain di daerah Pekalongan sendiri, batik
tumbuh
pesat
di
Buawaran,
Pekajangan
dan
Wonopringgo.
Adanya
pembatikan
di
daerah-daerah
ini
hampir
bersamaan
dengan
pembatikan
daerah-daerah
lainnya yaitu sekitar abad ke-XIX. Perkembangan pembatikan didaerah-daerah
luar selain dari Yogyakarta dan Solo erat hubungannya dengan perkembangan
sejarah kerajaan Yogya dan Solo.
Meluasnya
pembatikan
keluar
dari kraton
setelah
berakhirnya
perang
Diponegoro dan banyaknya keluarga kraton yang pindah kedaerah-daerah luar
Yogya dan Solo karena tidak mau kejasama dengan pemerintah kolonial.
Keluarga kraton itu membawa pengikut-pengikutnya kedaerah baru itu dan
ditempat
itu kerajinan
batik
terus
dilanjutkan
dan
kemudian
menjadi
pekerjaan
untuk pencaharian.
Corak
batik
di
daerah
baru
ini
disesuaikan
pula
dengan
keadaan
daerah
sekitarnya.
Pekalongan khususnya
dilihat
dari
proses
dan
designya
banyak
dipengaruhi oleh batik dari
Demak. Sampai awal abad ke-XX proses pembatikan
yang
dikenal
ialah
batik
tulis
dengan
bahan
morinya
buatan
dalam
negeri
dan
|