14
juga sebagian import. Setelah perang dunia kesatu baru dikenal pembikinan batik
cap dan pemakaian obat-obat luar negeri buatan Jerman dan Inggris.
Pada awal abad ke-20 pertama kali dikenal di Pekajangan ialah pertenunan yang
menghasilkan
stagen dan benangnya dipintal
sendiri
secara sederhana.
Beberapa
tahun belakangan baru dikenal pembatikan yang
dikerjakan
oleh
orang-orang
yang bekerja disektor pertenunan ini. Pertumbuhan dan perkembangan
pembatikan
lebih
pesat
dari
pertenunan stagen
dan
pernah
buruh-buruh
pabrik
gula di Wonopringgo dan Tirto lari ke perusahaan-perusahaan
batik,
karena
upahnya lebih tinggi dari pabrik gula.
Sedang pembatikan dikenal di Tegal akhir abad ke-XIX dan bahan yang dipakai
waktu itu buatan sendiri yang diambil dari tumbuh-tumbuhan: pace/mengkudu,
nila,
soga
kayu
dan
kainnya
tenunan
sendiri.
Warna
batik
Tegal
pertama
kali
ialah sogan dan babaran abu-abu setelah
dikenal
nila
pabrik,
dan
kemudian
meningkat
menjadi warna
merah-biru. Pasaran batik Tegal waktu itu sudah
keluar daerah antara lain Jawa Barat
dibawa
sendiri
oleh
pengusaha-pengusaha
secara
jalan kaki dan mereka
inilah
menurut sejarah
yang
mengembangkan batik
di Tasik dan Ciamis disamping pendatang-pendatang lainnya dari kota-kota batik
Jawa Tengah.
Pada awal abad ke-XX sudah dikenal mori import dan obat-obat import baru
dikenal
sesudah
perang
dunia
kesatu.
Pengusaha-pengusaha batik di Tegal
kebanyakan
lemah
dalam
permodalan
dan
bahan
baku
didapat
dari
Pekalongan
|