Home Start Back Next End
  
5.   Risiko
daya beli
(purchasing power risk), merupakan risiko yang timbul akibat
pengaruh
perubahan
tingkat
inflasi.  
Perubahan
ini
akan
menyebabkan
berkurangnya
daya
beli
uang
yang diinvestasikan maupun
bunga 
yang diperoleh dari investasi sehingga
nilai riil
pendapatan menjadi lebih kecil.
6.   Risiko  mata 
uang  (cur®ency
risk), merupakan risiko
yang 
timbul  akibat  pengaruh
perubahan nilai tukar mata uang domestik (misalnya rupiah) terhadap mata uang negara
lain (misalnya dollar Amerika Serikat).
Risiko-risiko di atas satu sama lain
tidak saling berhubungan,
tetapi dapat terjadi secara
bersamaan. 
Risiko
nomor
satu
sampai
dengan
nomor
dua
termasuk
yang
dapat
dihindari
dengan
cara
diversifikasi,
risiko
ini
disebut
risiko
tidak
sistematis,
sedangkan
risiko
nomor
tiga
sampai
dengan
nomor
enam
termasuk
risiko utama
yang tidak
dapat
dihindari
yang
disebut risiko sistematis.
Menurut Halim (2005, p.42) apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko,
maka investor dibedakan menjadi tiga, yakni:
1.   Investor
yang
menyukai risiko,
merupakan investor yang
apabila
dihadapkan pada
dua
pilihan investasi yang memberikan return yang sama
dengan risiko
yang
berbeda,
maka
ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih tinggi.
2.   Investor
yang
netral
terhadap
risiko
merupakan
investor
yang
akan
meminta
kenaikan
return
yang
sama
untuk
setiap
kenaikan
risiko.  
Investor
jenis
ini
umumnya
cukup
fleksibel dan bersikap hati-hati (prudent) dalam mengambil keputusan investasi.
3.   Investor
yang tidak menyukai risiko atau penghindar risiko adalah investor yang apabila
dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan return yang sama dengan risiko
yang
lebih
rendah.  
Biasanya
investor jenis
ini
mempertimbangkan
keputusan
investasinya secara matang dan terencana.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter