11
menghayati permasalahan tersebut kemudian mengungkapkannya kembali melalui karya
fiksi yang ditulis sesuai pandangannya berdasarkan pengalaman dan pengamatannya
terhadap kehidupan. Betapapun saratnya pengalaman dan permasalahan kehidupan
yang
ditawarkan, sebuah karya fiksi harus tetap berupa cerita yang menarik, merupakan
bangunan
struktur
yang
koheren
dan
mempunyai
tujuan
estetik.
Karya
fiksi
menunjuk
pada karya yang berbentuk novel dan cerpen. Sama halnya dengan novel, cerpen sebagai
karya fiksi juga menawarkan dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagai unsur
intrinsiknya
seperti
peristiwa,
alur
cerita, tokoh (dan penokohan),
latar, sudut pandang
dan
lain-lain
dimana
semuanya
bersifat
imajinatif.
Dalam penulisan
ini
penulis
membatasi pokok bahasan
yang
akan dianalisis yaitu analisis
yang
terfokus pada
tokoh
utama
fiksi
yang dilihat
melalui sudut pandang orang ketiga selaku narator dalam cerpen
tersebut.
2.2. Teori Karakter (Karakterisasi) Menurut Minderop
Istilah
karakter
dan
karakterisasi
kerap
kali
muncul
dalam karya
fiksi.
Karakter
bisa
berarti
orang,
masyarakat,
ras,
sikap mental,
dan
moral,
kualitas
nalar,
orang
terkenal,
tokoh
dalam
karya
sastra,
reputasi
dan
tanda
atau
huruf.
Sedangkan
karakterisasi berarti pemeranan, pelukisan watak. Metode yang digunakan untuk
melukiskan
watak
para
tokoh
yang
terdapat dalam suatu
karya
fiksi
disebut
dengan
metode karakterisasi telaah karya sastra.
Metode karakterisasi tidak terbatas pada metode langsung (telling)
dan
metode
tidak langsung (showing) saja. Metode lain yang dapat digunakan adalah telaah
karakterisasi
melalui sudut pandang (point of view), melalui telaah arus kesadaran
(stream of consciousness), bahkan melalui telaah gaya bahasa (figurative language).
|