14
hidup
dan
alamiah.
Hal
ini
antara
lain
yang
menjadi
kelebihan
teknik
sudut
pandang
“dia” atau “diaan” (Minderop, 2005: 95-119).
2.3. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
Menurut psikoanalisis kunci utama dalam memahami
manusia ialah
dengan
mengenali
insting-insting
seksual
dan agresi-dorongan
biologik yang membutuhkan
kepuasan. Insting tersebut berkembang sejalan dengan pertumbuhan usia, dimana
perkembangan biologik menyediakan bagian-bagian
tubuh
tertentu
untuk
menjadi pusat
sensasi kepuasan. Sepanjang hidupnya manusia akan menghadapi gangguan, mengalami
konflik
yang
mengganggu proses pencapaian kepuasan. Semua penyebab ketidakpuasan
itu harus dihilangkan, kalau orang ingin kembali hidup dalam kepuasan-hidup sehat.
Energi psikis yang dimiliki setiap orang harus dimanfaatkan untuk sesuatu yang
positif.
Jika energi
psikis
disalahgunakan
orang tidak
dapat
lagi
memperoleh
kepuasan
secara wajar, sehingga memunculkan simptom-simptom neurotik. Psikoanalisis
mencoba
menjelaskan bagaimana
membebaskan
energi
yang
dipakai
oleh
simptom
neurotik,
mengembalikan
jalur energi
instingtif ke aktivitas
yang dikehendaki (Alwisol,
2004: 3).
Sebelum menemukan
teori
psikoanalisis
Sigmund
Freud
terlebih
dahulu
merumuskan teori mengenai mimpi, yang mengatakan bahwa mimpi adalah ungkapan
kegiatan dan
isi
yang paling
primitif
dari jiwa
manusia. Freud
yakin
mimpi
merupakan
bentuk dari pemenuhan hasrat. Mimpi adalah cara berkedok untuk mewujudkan suatu
keinginan yang direpresi (Bertens, 2006: 16). Teori psikoanalisis pertama kali
dikemukakan
oleh
Sigmund
Freud.
Dalam teorinya
Freud
mengatakan
pentingnya
peranan
ketidaksadaran
beserta
insting-insting
seks
dan
agresi
yang
ada
di
dalamnya
|