![]() 19
2.3.1. Konsep Kehidupan
Sejak
manusia
dilahirkan
dan
menjalani masa hidup dan akhirnya memasuki
kematian,
sejumlah
dekade
dalamhidup
kita
seakan
telah
hilang
dalam sekejap.
Kebanyakan dari kita,
hidup dalam ketidaktahuan.
Darimana kita berasal?
Kemanakah
kematian membawa kita? Tidak ada yang bisa menjawab ini. Karena itu, kita hanya bisa
mengatakan hal ini sangat membingungkan.
Perkawinan seolah-olah menjadi seperti
sebuah kecelakaan. Karir yang tidak selalu lancar, dan perencanaan yang sering diubah
dari
awal.
Karena
itu
mengikuti
ajaran Buddha
untuk
menambah
kejelasan
melalui
pemahaman
kehidupan
manusia
yang
kacau.
Tanpa
memahami
hal
ini,
manusia
akan
seperti
sebuah
kapal
yang
sedang
berlayar dalam
kondisi
yang
tidak
stabil
di
laut
yang
luas.
Bila
kita
memandang
dunia
dalam perspektif
positif
,
semuanya
terlihat
begitu
indah. Bunga-bunga bermekaran, nyanyian burung, semua tumbuhan dan rumput.
Tetapi jika memandang dari perspektif negative, kita melihat ikan besar memakan ikan
kecil,
serangga
besar
memakan
serangga kecil dan sebagainya (
Dalam
kehidupan,
manusia
hidup
seperti
air
terjun
yang
mengalir
tanpa
tahu
akan
apa yang akan terjadi di masa mendatang.
Hal ini sesuai dengan pendapat Buddha
Sidharta tentang sebuah kayu
yang
terapung di sebuah
hilir.
Kayu
itu terbawa arus air
dan
Ia
menjelaskan
kepada
murid-muridnya bahwa
seperti
itulah
kehidupan
manusia.
Manusia tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada hidupnya di masa yang akan datang
Stambaugh (1990), mengemukakan bahwa selain itu ada juga ajaran mengenai
karma
yang
dibuat
oleh
manusia
selama
hidupnya.
Manusia
melakukan
banyak
perbuatan dalam
hidupnya. Perbuatan itu
mengakibatkan adanya penyebab dan
|