BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Mutu (kualitas)
Pada awal dekade 1900-an mutu diartikan
sebagai
pemeriksaan
dan
inspeksi, semua barang jadi diperiksan dan setiap cacat diperbaiki.
Pada
dekade
1940-an
mutu
mendapat konotasi statistik. Beberapa
pelopornya adalah Shewart,
Dodge,
Romig,
dan
Nelson
yang
mengembangkan gagasan bahwa setiap proses produksi tergantung pada tingkat
variasi alami tertentu. Manajer pengendalian
mutu lah
yang bertanggung jawab
untuk menemukan tingkat ini melalui metode statistik dan untuk menjamin
adanya pengendalian proses produksi.
Pada dekade 1940-an mutu diperluas diluar produksi untuk mencakup
semua fungsi lain yang menggunakan konsep total pengendalian mutu. Dengan
total
pengendalian mutu
kesuluruhan
organisasi
dimobilisasi
untuk membantu
menghasilkan produk yang bermutu.
Pengertian istilah mutu sekarang diperluas lagi untuk mencakup cacat-nol,
penyempurnaan berkesinambungan dan fokus pelanggan.
|