14
2.2.2
Model Deteksi (Detection Model) dan Model Pencegahan (Prevention Model)
Salah
satu
masalah
utama
dalam proses
manufaktur
sekarang
ini
adalah
bahwa
beberapa perusahaan menggunakan jenis pengendali kualitas yang secara sederhana
menemukan
produk
yang
cacat
setelah
proses
produksi selesai. Hal ini disebut juga
sebagai
detection
model
atau
model
deteksi
kualitas.
Sayangnya,
sistem ini
tidak
benar-
benar
memperoleh
kualitas
yang
diinginkan,
walaupun
sistem ini
berhasil
menemukan
produk yang memiliki kualitas yang benar-benar rendah.
Model
deteksi
bergantung
pada
sekumpulan
pemeriksa
untuk
menguji
produk
pada proses yang bervariasi dari keseluruhan proses produksi dan menangkap kesalahan
atau error. Metode pengendali kualitas seperti ini
menghabiskan banyak biaya dan sangat
tidak memadai. Hal ini tidak dapat disangkal, mengingat banyaknya jumlah uang, waktu,
dan
material produksi
yang
harus dihabiskan untuk produk
yang
tidak
selalu dapat dijual
ke pasaran atau yang memenuhi standar kualitas.
Selain fakta tersebut, inspeksi yang dilakukan dalam model deteksi ini juga sangat
tidak ekonomis dan dan tidak dapat dipercaya.
Inspeksi bersifat tidak ekonomis,
hal ini dapat dijelaskan dengan adanya biaya
tambahan yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan untuk memperkerjakan para
inspektor atau pemeriksa dan para pekerja yang akan memperbaiki produk yang cacat,
disamping para pekerja yang bertugas untuk memproduksi produk. Dimana produk akan
diperiksa oleh para pemeriksa dan jika didapati bahwa produk tersebut cacat, maka harus
diperbaiki oleh pekerja yang memperbaiki produk. Hal ini berarti setidaknya perusahaan
harus
memperkerjakan
tiga
kelompok
pekerja
hanya
untuk
memastikan kualitas
produk
yang dipasarkan tidak berada di bawah standar.
|