Home Start Back Next End
  
58
berkembang di berbagai daerah. Sebagian pertunjukan menggunakan bahasa Jawa klasik
dan dapat berlangsung selama semalam suntuk.
2.2.3.2 Wayang dan Sejarahnya
Menurut
Dr.
Hazim Amir,
M.A
dalam
bukunya
Nilai-Nilai
Etis
dalam
Wayang
(1991, p23-36), ada yang mengatakan wayang berasal dari India, namun ada juga yang
mengatakan wayang asli berasal dari Jawa. Ada lagi yang lain yang menyatakan kalau
wayang adalah produk Hindu-Jawa.
Kerancuan ini disebabkan
karena sedikitnya data
konkrit
mengenai
asal
usul
wayang.
Di
Indonesia
sendiri
para penulis cenderung
mengikuti teori yang menyatakan kalau wayang berasal dari suatu upacara keagamaan
untuk memuja arwah nenek moyang. Kedatangan arwah nenek moyang tersebut
diwujudkan dalam bentuk bayangan.
Pada
zaman
Mataram
awal,
wayang
tidak
hanya
berfungsi
magis
atau
religius,
tetapi juga berfungsi sebagai alat
pendidikan
dan
komunikasi. Cerita diambil dari epos
“Ramayana” dan “Mahabharata” yang sudah diberi sifat-sifat lokal dan bercampur
mitos kuno tradisional. Di zaman ini cerita-cerita pewayangan sudah mulai ditulis secara
teratur,
pertunjukan
wayang
juga
sudah
ada sejak
tahun
907
berdasarkan
isi
prasasti
Belitung.
Pertunjukan wayang
kulit
purwa
di
sekitar
abad
ke-10
sampai
abad
ke-15
kemudian mencapai bentuk yang sempurna. Wayang daun lontar dibuat pada tahun 939
menggambarkan dewa, ksatria, dan Pandawa. Para Punakawan yang mengawal para
ksatria
dapat
dilihat
keberadaannya pada candi Penataran (1197) dan Gatutkaca
Sraya
(1188). Nama Semar baru terdapat pada kitab Sudamala dan kitab Naworuci di abad ke-
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter