61
tradisional. Bila masih dilestarikan,
nilai
penggunaannya
berubah. Para orangtua sudah
tidak populer
lagi
menamakan anak-anaknya dengan nama-nama ksatria atau putri
dalam wiracarita.
Namun
demikian,
industri
pariwisata ikut
memacu
pelestarian
nama-
nama yang terdapat dalam wiracarita, misalnya untuk nama hotel, restoran, agen wisata,
serta nama-nama perusahaan lainnya.
Teater boneka tradisional, baik berbentuk wayang
kulit maupun wayang golek
masih memiliki penggemar tersendiri. Hanya saja karena kondisi ekonomi,
penyelenggaraan pergelaran wayang dengan memungut karcis sebagai tanda masuk
masih
sulit
untuk
diterapkan
kecuali
untuk
kemasan
pariwisata.
Hanya di Yogyakarta
yang
melakukannya
dan
itu
pun
hanya
sekali
dalam sebulan.
Sementara
di
tempat
lain,
pertunjukan dilakukan dengan
mekanisme
sponsor.
Pertunjukan
dilakukan
dengan
mengaitkannya pada peristiwa-peristiwa penting baik dalam tradisi, adat, serta agama
masyarakat setempat.
2.2.3.4 Jenis-Jenis Wayang
Wayang Purwa
Wayang Purwa merupakan wayang tertua yang sudah ada sejak jaman Kediri di
abad ke-11 atau semasa pemerintahan Jayabaya pada abad ke-12. Wayang ini dibuat dari
daun
lontar
dan
dilukis
dengan
kalam lidi
aren
yang
dikeringkan.
Polanya
diambil
dari
relief candi
Penataran
di
Blitar,
Jawa
Timur.
Pembuatan
wayang
berbahan
kulit
kerbau
dimulai pada abad ke-16 di era kerajaan Demak semasa pemerintahan Raden Patah.
Wayang ini hanya dibentuk bagian luarnya, bagian dalam tidak ada tatahan, diberi warna
|