Home Start Back Next End
  
60
2.2.3.3 Wayang Masa Sekarang
Pada
keterangan
dalam buku
Indonesia
Indah
5
:
Teater
Boneka (1995),
pertunjukan wayang
sampai
dewasa
ini
masih
memiliki
fungsi
ritual
yang cukup
beragam.
Pada
wayang
kulit
misalnya,
di
desa-desa
setiap
tahun masih
banyak
diselenggarakan
upacara
bersih
desa
dengan
pertunjukan wayang
kulit
lakon “Sri
Temurun”. Bahkan di desa-desa di wilayah Klaten di
Jawa Tengah upacara untuk
menyambut tahun baru Jawa yang jatuh pada bulan Sura, rasulan sehabis panen, dan
sadranan pada bulan Ruwah dilakukan dengan pertunjukan wayang kulit.
Barangkali desa-desa Klaten adalah
desa-desa
yang
paling
kerap
menyelenggarakan
pertunjukan wayang kulit untuk kepentingan ritual di Jawa Tengah.
Pertunjukan wayang
kulit
juga
diadakan
dalam
upacara
ruwatan.
Meskipun
demikian
terjadi
pelebaran
fungsi
yang
cukup
menarik
dalam pertunjukan
wayang.
Bila
sebelum
kemerdekaan yang biasa menyelenggarakan pertunjukan wayang untuk peringatan hari
kelahiran atau
ulang
tahun adalah raja, dewasa ini siapa saja bisa
menyelenggarakannya
asal mampu.
Sementara
wayang
golek
masih
hidup
dan
tersebar
di
berbagai
daerah.
Pada
tahun 1950-1970 an kepopuleran wayang golek mencapai puncaknya, namun saat
ini
kepopulerannya merosot dan pertunjukan wayang golek pun tidak sebanyak pertunjukan
wayang
kulit.
Pertunjukan
wayang golek sebenarnya merupakan
media
yang
ampuh.
Dalam masyarakat
kontemporer
wayang
akan tetap
populer
dan
tidak
akan
tergantikan
oleh media lain sebab wayang bisa berfungsi sebagai penyalur dorongan emosional dan
afeksi masyarakat yang sedang berubah.
Dampak
modernisasi
cukup
berpengaruh
dalam pertunjukan
wayang
dan
masyarakat
terutama
di
kota
besar
cenderung
mengenyampingkan
hal-hal
yang
berbau
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter