19
Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara
Barat.
Kebanyakan orang
di
masa
silam
memulai
tahun
yang
baru
pada
hari
panen.
Mereka melakukan
kebiasaan
untuk meninggalkan
masa lalu dan
memurnikan
dirinya untuk tahun yang baru.
Orang Persia kuno
mempersembahkan hadiah telur untuk tahun baru,
sebagai lambang dari produktivitas. Orang Romawi kuno saling
memberikan
hadiah potongan dahan pohon suci.
Belakangan, mereka
saling
memberikan
kacang
atau
koin
lapis
emas
dengan
gambar
Janus,
Dewa
Pintu.
Bulan
Januari
mendapat
nama
dari
dewa
bermuka
dua ini yang memiliki
satu muka menghadap
ke depan dan satu lagi
menghadap belakang.
Tahun
baru
sudah
lama
menjadi
tradisi
sekuler
yang
menjadikannya
sebagai
hari
libur
umum
nasional
untuk
hampir
semua
orang
di dunia.
Kebanyakan
perayaan
dilakukan
malam
sebelum
tahun
baru,
pada
31
Desember,
di
mana
orang-orang
pergi
ke
pesta
yang
dilakukan
baik
di
rumah, restoran ataupun di hotel.
Pada
saat
lonceng
tengah
malam
berbunyi,
sirene
dibunyikan, balon
bertebaran,
kembang
api
diledakkan
dan
orang-orang
meneriakkan
"Selamat
Tahun
Baru" dan menyanyikan lagu Auld Lang Syne.
Sejarah
Tahun
Baru
pertama
kali
dirayakan
pada
tanggal
1
Januari
45
SM.
[1]
Tak
lama
setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar
Roma,
ia
memutuskan
untuk
mengganti
penanggalan
tradisional
Romawi
yang
telah
diciptakan
sejak
abad
ke-7
SM.
Dalam
|