Home Start Back Next End
  
21
“Saudaraku cepat
lepaskan
mahluk
itu,
jika
tidak
badanmu
akan
terasa
panas
dingin.“
kata
sang
pengembara. Tidak
lama
kemudian
sang
petani
benar-benar sakit,
sang
pengembara kemudian
menjelaskan bahwa setiap
malam tahun baru
mahluk
gunung
ini
selalu
turun
gunung
untuk
mencari
makan
dan
siapapun
yang
mendekati atau
menyentuhnya akan
sakit.
Malam
menjadi
semakin
larut
dan
petani
memutuskan
untuk
bermalam dengan pengembara karena ia jatuh sakit.
Karena
sang
petani
kedinginan
si
pengembara
menambahkan batang–batang
bambu ke dalam api
unggun
agar api bertambah besar.
Tak
lama kemudian
sekelompok
mahluk
gunung
datang
untuk
menyelamatkan temannya. Pengembara dan
petani
sangat
ketakutan
dan
berlarian
kesana-kemari. Tak
lama
bambu
yang
dibakar
oleh
sang
pengembara
tadi
mengeluarkan
suara
bambu
pecah
yang
cukup
keras
“TASS!
TASS!
TASS!”.
Ketika
mahluk-mahluk gunung
mendengar
suara
itu
mereka
langsung
lari
ketakutan dan bergegas kembali ke
gunung. Setelah
melihat kejadian
itu sang petani dan
pengembara
memberitahukan pada semua penduduk desa tentang apa
yang
mereka
lihat.
Sejak saat
itu setiap
malam tahun baru
mereka selalu
membakar petasan
untuk mengusir
mahluk gunung.
Lambat
laun kebiasaan
ini menjadi tradisi setiap
malam tahun baru agar
terhindar dari roh jahat.
2.3.2    Data Tahun Baru Imlek
Tahun
Baru
Imlek
adalah
salah
satu
hari
raya
Tionghoa
tradisional, yang
dirayakan pada
hari
pertama
dalam
bulan
pertama
kalender
Tionghoa, yang
jatuh
pada
hari
terjadinya
bulan
baru
kedua
setelah
hari
terjadinya hari
terpendek musim
dingin
(Latin: solstitium =>
bahasa Inggris:
solstice). Namun,
jika
ada
bulan kabisat kesebelas
atau
kedua
belas
menuju
tahun
baru,
tahun
baru
Imlek
akan
jatuh
pada
bulan
ketiga
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter