Home Start Back Next End
  
31
Pada
masa
Kristen,
telur
mendapatkan makna
religius,
yaitu
sebagai
simbol
makam batu
darimana Kristus
keluar
menyongsong
hidup
baru
melalui
Kebangkitan-
Nya.
Selain
itu
ada
alasan
yang sangat praktis
menjadikan telur sebagai tanda
istimewa
sukacita Paskah,
yaitu karena, dulu, telur
merupakan salah satu
makanan pantang selama
Masa
Prapaskah.
Kaum
beriman
sejak
awal
telah
mewarnai
telur-telur
Paskah
dengan
warna-warna
cerah,
meminta
berkat
atasnya,
menyantapnya, serta
memberikannya
kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.
Tradisi
telur
Paskah
berkembang
di
antara
bangsa-bangsa
Eropa
utara
dan
di
Asia
segera
sesudah
mereka
masuk
Kristen.
Tetapi,
di
antara
bangsa-bangsa Eropa
selatan, dan dengan demikian juga di
Amerika Selatan, tradisi
telur Paskah
tidak pernah
menjadi populer.
Ritual 
Romawi 
mempunyai  tata  cara  khusus 
untuk  pemberkatan  telur-telur
Paskah:
“Kami
mohon kepada-Mu, ya Tuhan,
untuk
menganugerahkan berkat-Mu atas telur-telur
ini,
menjadikannya
makanan
yang
sehat
bagi
umat
beriman,
yang
dengan penuh syukur
menyantapnya demi menghormati Kebangkitan Tuhan kami Yesus Kristus.”
Pada
abad
pertengahan, menurut
tradisi
telur-telur
dibagikan
pada
Hari
Raya
Paskah
kepada
semua
pelayan.
Terdapat
catatan
bahwa
Raja
Edward
I
dari
Inggris
(1307)
memerintahkan agar 450
butir
telur direbus
menjelang Paskah,
diberi warna atau
dibungkus
dengan
daun
keemasan,
yang
kemudian
akan
dibagi-bagikannya kepada
seluruh anggota keluarga kerajaan pada Hari Raya Paskah.
Di
beberapa
daerah
di
Irlandia,
anak-anak
mengumpulkan telur-telur
angsa
dan
bebek
sepanjang Pekan
Suci,
untuk
diberikan
sebagai
hadiah
pada
Minggu
Paskah.
Sebelumnya, pada Minggu Palma,
mereka
membuat sarang-sarang kecil dari batu, dan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter