10
Menurut Okamoto
(1992:10) ada beberapa konsep pendidikan penting
yang berlaku dalam pengembangan sumber daya manusia di zaman Meiji, yaitu:
2.1.1 Konsep Pendidikan Egalitarian
Laki-laki dan perempuan diperlakukan secara sama dan adil dalam
kesempatan
mendapatkan pendidikan dimana hal
ini
tidak
lazim dalam masyarakat
Jepang pada saat
itu. Semua pendidikan dasar pada saat
itu
menganut sistem yang
sama
tanpa perbedaan, dan ini memberikan
kontribusi
yang
cukup
besar
dalam
penghapusan
kelas-kelas Shinoukoushou
(????).
Shinoukoushou
adalah
golongan masyarakat yang dibentuk pada pemerintahan bakufu (keshogunan) pada
tahun 1603 untuk menguasai jumlah petani yang jumlahnya
hampir delapan puluh
persen dari seluruh jumlah penduduk. Para petani dan pedagang pada pemerintahan
bakufu
dikuasai
oleh
kaum militer.
Pajak
yang
dipungut
dari
para
petani
dan
pedagang
merupakan
sumber
pendapat
utama bakufu.
Shi
pada
kanji
(?)
bearti
samurai,
nou
pada
kanji
(?)
bearti petani,
kou
pada
kanji (?)
berati
pekerja
dan
shou pada
kanji (?)
bearti pedagang, dengan kata lain shinoukoushou bearti
pembagian
masyarakat
kedalam golongan-golongan
tertentu.(golongan
samurai,
petani, pekerja, dan pedagang) (Surajaya, 2001:74).
2.1.2 Prioritas Terhadap Pendidikan Dasar
Berbeda
dengan
negara-negara lain
yang
lebih
memprioritaskan
pendidikan menengah dan tinggi pada saat itu, Jepang justru lebih memprioritaskan
pengembangan terhadap pendidikan dasar. Jepang sadar bahwa perbaikan pada
standar pendidikan secara
umum
lebih penting
untuk perkembangan
ekonomi dan
|