Home Start Back Next End
  
14
Ono (1992:51-57) menjelaskan bahwa terdapat empat unsur penting dalam
upacara pemujaan Shinto, yaitu:
1) 
Penyucian atau pembersihan (harai)
2) 
Persembahan (shinsen)
3) 
Doa ritual Shinto (norito)
4) 
Pesta simbolik (naorai)
Unsur
pertama
berupa
penyucian
(harai) adalah ritual yang bertujuan untuk
membersihkan semua kotoran, kejahatan dan iblis yang dapat mengganggu kehidupan
yang sesuai dengan jalan kami
dan
kemanjuran
suatu
pemujaan
yang
disebut
dengan
tsumi
(polution).
Penyucian
ini
dilakukan
oleh
para
pendeta.
Biasanya bila ritual ini
dilakukan
oleh
pemuja,
orang
awam
ataupun pendeta
secara
individu
maka
dilakukan
secara
simbolis
dengan
membersihkan
mulut
dan
membasuh
tangan
dengan
air
bersih.
Ini
disebut
dengan temizu
yang
secara
harafiah
berarti
air
tangan.
Penyucian
formal
dilakukan oleh
seorang pendeta
yang
diawali
dengan
pembacaan
doa
penyucian
dan
mengayunkan tongkat penyucian dengan cara yang khas didepan individu, sekelompok
orang atau objek yang akan disucikan. Sebagai simbol dari penyucian adalah sebatang
bambu,
ranting
sakaki, atau batang padi yang dilekatkan dengan kertas putih yang
digantung ditempat-tempat tertentu.
Menurut
Picken
(1994:172)
terdapat
tiga
bentuk
cara
penyucian,
yaitu harai,
misogi
dan
imi.
Harai adalah
penyucian
yang
dilakukan
oleh
pendeta
dengan
menggunakan
harai-gushi
(semacam tongkat
yang
dilekati
dengan
kertas
putih)
yang
diarahkan dan dikibaskan kepada tempat atau orang yang akan disucikan. Misogi adalah
ritual  penyucian 
yang  sering  disertai  dengan  penaburan  garam  atau  air 
garam  dan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter