28
2.1.2.2 Majas Personifikasi
Personifikasi
berasal dari bahasa Latin persona (orang, pelaku, aktor atau
topeng
yang
dupakai
dalam
drama)
dan
fic
(membuat).
Personifikasi
adalah
semacam
majas
kiasan yang
menggambarkan
benda-benda
mati atau barang-barang
yang
tidak
bernyawa
seolah-olah
memiliki
sifat-sifat
kemanusiaan.
Karena
itulah, penggunaan
personifikasi
menunjukkan
ciri-ciri
atau
kualitas
pribadi
seseorang
kepada
benda-benda
yang
tidak
bernyawa
ataupun
kepada
gagasan-gagasan
(Dale
et
al,
1971
:
221).
Dengan
kata
lain,
personifikasi adalah jenis
majas
yang melekatkan sifat-sifat
insani
kepada
barang
yang tidak bernyawa.
Seperti
halnya
dengan
simile dan metafora,
personifikasi
mengandung suatu unsur persamaan (Keraf, 1984 : 140).
2.1.2.3 Majas Simile
Kata simile
berasal
dari
bahasa
latin
yang
bermakna
seperti.
Simile adalah
perbandingan
dua
hal yang
pada
hakikatnya
berlainan
dan
sengaja
kita
anggap
sama.
Simile
merupakan
perbandingan
yang bersifat
eksplisit.
Yang
dimaksud
dengan
perbandingan
yang
bersifat
eksplisit
ialah
bahwa
ia
langsung
menyatakan
sesuatu
sama
dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan
upaya yang secara eksplisit
menunjukkan
kesamaan
itu,
yaitu
kata-kata:
seperti,
sama
sebagai,
bagaikan,
laksana
dan sebagainya (Keraf, 1984 : 138).
2.2 Konsep Masyarakat Jepang terhadap Majas
Untuk
mengetahui
mengenai
majas
di Jepang,
kita harus
melihat kembali sejarah
retorika
di
negara
tersebut.
Menurut
Massimiliano
Tomasi
(2004
:
27),
retorika
Jepang
memiliki
pengaruh
dari
barat.
Hal
ini
dimulai
pada
era
Meiji.
Pada
saat
itu,
banyak
karya-karya
sastra
dari
barat
mulai
masuk
ke
Jepang.
Namun,
di
samping
itu,
terdapat
|