Home Start Back Next End
  
Pada  1898  Sinar  Terang  yang  dirintis  Yap  sepuluh  tahun  sebelumnya  juga
berhenti terbit. Pada 1892, Yap mencoba mendirikan perusahaan percetakan yang lain di
Semarang, tetapi tidak ada kabar mengenai kegiatan ini setelah kelahirannya. Surat kabar
lain 
yang 
terbit 
di 
Semarang 
pada 
awal 
abad-20 
adalah 
Bintang 
Semarang 
yang
menyebut
dirinya
Soerat
Kabar
dan
Advertentie dan
seluruh
agennya
terdiri
dari
orang
Tionghoa. Surat kabar
ini diterbitkan oleh NV Semarang Courant, dibawah pimpinan Sie
Hian Ling, mantan editor Tamboor Melayoe.
Pers milik orang Tionghoa juga berkembang di Sumatera. Di
Padang, agen surat
kabar Sinar Terang
yang terbit di Jakarta adalah seorang peranakan,
Lie Bian Goan. Juni
1894, dia juga menerbitkan Pertja Barat, koran dwimingguan. Pada 1894, sudah beredar
surat
kabar
lain
berbahasa
Melayu
di
Padang,
yaitu Palita
Ketjil dan
Sinar
Menang-
Kabau. Pada 1895 Palita Ketjil berganti
nama
menjadi Warta
Berita. Pada sekitar 1897,
surat
kabar
yang
diterbitkan
dan
diedit
oleh
Baharoedin, Sinar
Menang-Kabau
menghadapi
kesulitan
dan
berhenti
terbit.
Mundurnya
Lie
Bian
Goan
dari
dunia
pers
tidak membuat kegiatan jurnalistik di Padang atau Sumatera berakhir. Pada 1898, Tjahaja
Sumatra terbit di Padang dipimpin oleh Lim Soen Hin.
Selain
itu
pers
di
daerah
Ambon
juga
mulai
berkembang.
Hal
ini
dapat
dilihat
pada
tahun
1897,
Baba
Ong
Kie
Hong
menjadi editor
dan
manajer
sebuah
penerbitan
berkala
misionaris, Penghentar (sebuah berkala penginjil dwimingguan yang pertama
terbit pada 4 Oktober 1894). Pada 1899, K.D.Que seorang Tionghoa di Manado yang
sudah
mendapatkan
status
hukum sebagai
orang
Eropa
mendirikan
sebuah
percetakan
yang diberi nama Menadosche
Drukkerij. Pendiri surat kabar dan
usaha percetakan oleh
orang Tionghoa mendapatkan momentumnya menjelang akhir abad-20, terutama di Jawa.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter