29
sebagai
bagian dari
alam
begitu
dihormati bahkan
dikeramatkan,
sehingga pertimbangan
iklim
amat
menonjol pada karya
arsitektur
tersebut.
Manusia
Indonesia
cenderung akan
membayangkan
bentuk-bentuk arsitektur tradisional
Indonesia
ketika
mendengar
istilah arsitektur tropis. Dengan bayangan
ini
yang sebetulnya tidak
seluruhnya
benar
pembicaraan
mengenai
arsitektur tropis
akan
selalu diawali dari sini pula pemahaman mengenai
arsitektur
tropis
lalu
memiliki konteks
dengan
budaya,
yakni
kebudayaan
tradisional Indonesia. Hanya
mereka
yang
mendalami
ilmu sejarah
dan
teori
arsitektur
yang
mampu
berbicara
banyak
mengenai
budaya
dalam
kaitannya dengan
arsitektur,
sementara arsitektur
tropis
(basah)
tidak
hanya
terdapat
di
Indonesia, akan
tetapi
di
seluruh
negara
yang
beriklim
tropis
(basah)
dengan
budaya
yang
berbeda-beda, sehingga
pendekatan
arsitektur
tropis
dari
aspek
budaya menjadi tidak relevan.
Dari
uraian
di
atas,
perlu
ditekankan kembali
bahwa
pemecahan rancangan
arsitektur
tropis
(basah)
pada
akhirnya
sangatlah terbuka.
Arsitektur tropis dapat
berbentuk apa
saja
tidak
harus
serupa
dengan
bentuk-bentuk arsitektur
tradisional
yang
banyak
dijumpai
di
wilayah
Indonesia,
sepanjang rancangan
bangunan
tersebut
mengarah pada
pemecahan
persoalan
yang
ditimbulkan
oleh
iklim
tropis
seperti
terik
matahari,
suhu
tinggi,
hujan dan kelembapan tinggi.
|