25
yang dimiliki
setiap
individu
bersifat
virtual,
yang
lebih
sulit
diwujudkan dalam
perusahaan, namun merupakan sumber potensial suatu perusahaan.
Menurut Nonaka
(Widayana, 2005,
pp17-19),
sebuah
perusahaan
yang
ingin
menjadi
knowledge-creating company
haruslah
menempatkan
proses
penciptaan
knowledge di
tengah-tengah strategi sumber daya
manusianya. Memadukan seluruh tacit
knowledge dan
explicit
knowledge
dalam
berbagai
tingkatan,
merupakan
sistem
dan
mekanisme
yang
diciptakan
oleh knowledge
management. Perpaduan
itu,
akhirnya
bermuara
menjadi knowledge
yang
explicit,
yaitu
menjadi
knowledge
yang
dapat
diungkapkan,
didokumentasikan
dan
dilakukan
kodifikasi.
Akhirnya, knowledge
itu
setiap saat dapat dimanfaatkan dan dipahami oleh
semua orang
untuk diterapkan. Proses
konversi
knowledge
terjadi
melalui
proses
interaksi
(berbagi knowledge)
diantara
anggota-anggota perusahaan, sehingga terjadi konversi tacit
knowledge
menjadi explicit
knowledge
(dan
sebaliknya)
secara
fundamental
dan
terus
menerus
melalui proses
socialisation,
externalization,
internalization dan
combination.
Adapun
gambar
yang
menjelaskan
mengenai pengkonversian knowledge yang dapat
dikonversi
melalui empat
jenis konversi dapat dilihat melalui gambar 2.3 berikut ini.
|