Pada tahun 1961 pengguna bebek
ini semakin
meningkat karena selain berfungsi
sebagai
alat
transportasi
jarak dekat juga dipakai
mengangkut barang.
Menurut
sumber
tertulis,
transmisi
jenis
bebek
ini
pada
awalnya
3
speed,
dan
kini
bebek
sudah
mengadopsi 4 dan 5 speed, bahkan ada juga yang mencapai 6 speed.
Cara
menghidupkan sepeda
motor
bebek
juga
termasuk
canggih
karena
kala
itu
motor
Eropa
memakai kick starter (dengan kaki), sementara Jepang
memproduksi bebek
dengan versi electric starter. Cukup pencet knob start,
mesin akan
hidup.
Berat
sepeda
motor
ini
sekitar 58-69
kg,
sehingga
mudah dikendalikan dan
diparkir. Kebutuhan akan
jenis sepeda
motor bebek
yang terbukti serba
guna
ini
semakin kompleks, seperti
untuk
mengantar anak
sekolah, ke
kantor, atau belanja.
Bahkan kini sepeda
motor
itu pun
bisa
dipakai keluar kota dengan jarak di atas 100 km.
Pabrikan sepeda
motor bebek
mengantisipasi pola pemakaian
motor yang semula
dari
alat
transportasi dalam kota
menjadi
antar kota.
Mulailah
diproduksi Honda
bebek
C90
dengan
kapasitas
89
cc
di
tahun
1981.
Pada
tahun
1989
sesuai
dengan
tuntutan
pasar,
kapasitas
yang lebih besarpun
diperkenalkan
di
Asia
Tenggara
yang
dikembangkan
di
Thailand
yang
menjadi
basis
produksi
dan
Riset
&
Development
di
Asia.
Kapasitas mesin
pun
menjadi
100
cc
dan
pabrikan
lain
pun
mengikuti pola
ini.
Kapasitas
mesin
untuk
ukuran bebek, semula diperkirakan akan terhenti di kapasitas 100
cc
karena
di
Jepang
jenis
bebek
hanya
mencapai 90
cc.
Namun
kondisi
pasar
berubah
sesuai situasi ekonomi di Negara berkembang.
Maka
muncul kemudian jenis bebek 110
cc pun
di
tahun 90-an. Konsumen pun
memilih
sepeda
motor
bebek
dengan
tuntutan cc
yang
lebih
besar
sebagai
pengganti
sepeda
motor
sport
yang
harganya
setelah
krisis
moneter
naik
2
hingga
3
kali
lipat.
|