Home Start Back Next End
  
23
mengapa kau dililit Si Ular?" tanya Kancil.
"Aku mencoba menolong Si Ular dari bahaya, tapi dia malah menerkam, ingin
memangsaku,"jelas Pak Kerbau. "Aku berusaha melepaskan pohon kelapa di
punggungnya. Setelah lepas, dia malah melilit ke punggungku sambil berkata, ”Kau
akan menjadi mangsaku Kerbau!' "
Kancil lalu bertanya pada Si Ular,"Apa betul cerita Pak Kerbau tadi , Si Ular?"
"Oh, betul sekali, Kancil. Tak ada yang dikurangi satu kata pun.He..he....he."
"Lalu mengapa kamu tidak membalas kebaikan Pak Kerbau?" tanya Kancil lagi.
"Bukan aku tak tahu membalas budi," jawab Ular," tapi aku lapar sekali!
Seharian aku belum mendapat mangsa, eh malah tertimpa pohon kelapa! Aku
berteriak, merintih, karena kesakitan. Lalu datang Pak Kerbau menolongku!
Nah, ketika dia merunduk, melepaskan pohon kelapa itulah, aku naik ke
punggungnya.He..he..he.."
Kancil lalu diam sejenak dan berpikir. "Baiklah Pak Buaya, kau pantas mendapatkan
Pak Kerbau sebagai mangsa karena kebodohannya. Dan salut atas kecerdikanmu!
Tapi…" Kancil berhenti sejenak sambil tersenyum cerdik. Lalu ia melanjutkan,"
Tapi..bisa nggak diperagakan ulang bagaimana cara Si Ular melompat ke
punggung Pak Kerbau!"
"Oh, begitu,Cil! Ah, itu sih gampang! Mudah, Cil!" kata Si Ular.
Karena tersanjung oleh kata-kata Kancil, Si Ular dengan senang hati turun
untuk menunjukkan asal kejadian. "Ayo, Cil! Akan aku tunjukkan kecerdikanku
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter