Home Start Back Next End
  
15
kamhar,
atau
las.
Bagi
orang
kaya
tidak
ketinggalan
jam kantong
dengan
medalion.
Pakaian 
ini  dilengkapi  dengan 
ikat  pinggang  (cak  pinggang)  terbuat  dari  kulit.
Sebagai
alas
kaki
adalah
terompah
atau sepatu
tanpa
tali.
Busana
untuk
bepergian
tersebut juga lazim dikenakan kaum laki-laki pada kegiatan-kegiatan perayaan.
Busana 
untuk 
perempuan 
(wong 
betino) 
terdiri 
dari 
kain 
(sewet 
saroong),
umumnya batik Betawi atau yang dinamakan sewet mascot. Baju yang dikenakan
disebut baju kooroong (kurung) terbuat dari kain belacu. Baju kurung ini lazim
dikenakan
oleh
perempuan
yang
sudah
tua,
sedangkan
perempuan
muda
memakai
baju kebaya. Mereka juga mengenakan selendang (kemben), yang dikenakan pada
kepala, bahu, dada, dan dahi. Untuk
ikat
pinggang dikenakan sejenis pending yang
disebut badong atau angkin.
Tetapi saat
ini jenis
ikat pinggang
tersebut sudah jarang
dikenakan,
sebagai
penggantinya
dipakai
setagen
(kain
kecil
yang
sangat
panjang
yang dikenakan melilit perut, berasal dari Jawa). Sedangkan sebagai alas kaki
dikenakan terompah dengan sulaman klingkan bagi perempuan yang sudah tua, dan
untuk orang muda mengenakan cenela atau selop tungkak tinggi (sandal bertumit
tinggi).
Wanita
yang
sudah
menikah
atau yang
sudah
tua
lazim
memakai
selendang
sebagai
tutup
kepala,
yang
disebut koodoong (kerudung) kajang atau koodoong
trendak. Namun sejak tahun 1942 koodoong kajang sudah tidak pernah dipakai lagi,
dan
mengalami
perubahan
fungsi sebagai tudung saji atau tutup makanan. Selendang
tersebut biasanya diberi rumbai-rumbai (rumbe rumbe).
Pada
masa
lalu,
semua
bahan
pembuatan busana tersebut didatangkan dari Jawa,
Cina,
India,
dan
Singapura.
Saat
ini
orang
Palembang
sudah
dapat
membuat
sendiri
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter