20
weft.
Caranya
agak
rumit
karena
untuk
memasukkannya
ke
dalam
kain
dasar
harus
melalui
perhitungan
yang
teliti.
Dalam hal
ini
bagian-bagian
kain
dipasangi
gun
kembang agar benang emas atau sutera dapat dimasukkan, sehingga terbentuk sebuah
motif. Konon, pekerjaan ini memakan waktu yang cukup lama karena benang emas
atau sutera
itu
harus dihitung satu-persatu dari pinggir kanan kain hingga pinggir kiri
menurut hitungan tertentu, sesuai dengan contoh motif yang akan dibuat. Selanjutnya,
benang
tersebut
dirapatkan
satu
demi
satu,
sehingga
membentuk
ragam hias
yang
diinginkan.
Lama
dan
tidaknya
pembuatan
suatu
tenun
songket, selain bergantung pada jenis
tenunan yang dibuat dan ukurannya, juga kehalusan dan kerumitan
motif songketnya.
Semakin
halus
dan
rumit
motif
songketnya, akan semakin lama pengerjaannya.
Pembuatan sarung dan atau kain misalnya, bisa memerlukan waktu kurang lebih dua
hingga
enam
bulan.
Bahkan,
seringkali
lebih
dari
enam bulan
karena
setiap
harinya
seorang
pengrajin
rata-rata
hanya
dapat
menyelesaikan kain sepanjang
5--10
sentimeter.
4. Motif Ragam Hias Tenun Songket Palembang
Kekayaan
alam Palembang
sangat
mempengaruhi
terciptanya
ragam hias
dengan
pola-pola
yang
mengagumkan.
Sekali
pun
ragam hiasnya
tercipta
dari
alat
yang
sederhana, namun tenunannya merupakan karya seni yang amat tinggi nilainya. Jadi,
songket
bukanlah
hanya
sekedar
kain,
melainkan
telah
menjadi
suatu
bentuk
seni
yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa penenunnya. Motif-motif ragam songket
Palembang
pada
umumnya
terdiri
dari
tiga
bagian,
yaitu:
motif
tumbuh-tumbuhan
|