Home Start Back Next End
  
9
serta
motifnya
tidak
sama
dengan
motif
kain songket
daerah
lain.
Oleh
karena
itu
sewet songket ini dibuat dengan bahan halus dan seni yang tinggi maka harganya
cukup mahal. Biasanya dipakai pada waktu tertentu pada saat perayaan perkawinan.
Pakaian
songket
lengkap
yang
dikenakan oleh
pengaten,
biasanya
dengan
Aesan
Gede (kebesaran) Aesan Pengganggon (Paksangko) Aesan. Selendang Mantri Aesan
Gandek (Gandik) dan sebagainya.   
Sehelai
kain
tenun
songket
dari
Palembang,
mempunyai banyak makna, dan mempunyai nilai sejarah. Kain ini mungkin sebagai
peninggalan nenek
moyang
si
pemilik
yang
ditenun
selama
satu
tahun,
mungkin
sebagai mahar, mungkin sebagai busana kebesaran adat pengantin , mungkin sebagai
benda
koleksi
keluarga
yang
berharga,
dan
masih
banyak
lagi
kemungkinan
yang
lain.
Kain
tenun
songket
Palembang
ini, sangat
menarik,
ditelusuri
sejarahnya,
maknanya, dan teknik pembuatannya. Kalau kita menilik warnanya yang khas, dan
motif hiasnya yang indah, pastilah kita berkesimpulan bahwa songket ini dibuat
dengan keterampilan, ketelatenan, kesabaran,dan daya kreasi yang tinggi. Seperti seni
tenun daerah lainnya di nusantara kita, kain songket Palembang ini tidak diketahui
persis 
kapan 
mulai 
dikerjakan. 
Untuk 
keperluan 
busana, 
mula-mula 
digunakan
sebagai bahan dasar kulit kayu, kemudian rajutan daun-daun, dan yang terakhir
ditanam kapas untuk dibuat benang sebagai bahan dasar kain tenun.
Palembang yang terletak di pulau Sumatra bagian Selatan ini dahulu menjadi pusat
kerajaan Sriwijaya yang menjadi pintu masuk berbagai budaya dari manca negara.
Mula-mula
datang
bangsa
Portugis,
kemudian
bangsa
India
yang
terakhir
bangsa
Cina.
Pada
abad
ketujuh
sampai
abad
kesebelas
Masehi
kerajaan
Sriwijaya
sedang
jaya - jayanya dengan pelabuhannya yang ramai. Kecuali menjadi pusat perdagangan,
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter