6
2.1.1.2 Wilayah Budaya Betawi
Di Batavia dan sekitarnya berangsur-angsur terjadi pembauran antar suku,
bahkan antar bangsa. Pembauran
itu
terjadi terutama akibat campuran.
Hasil dari
pembauran antar suku dan antar bangsa itu lambat laun keturunannya kehilangan
ciri-ciri
budaya
asal
masing-masing
yang pada
akhirnya
semua
unsur
itu
luluh
menjadi sebuah kelompok etnis yang kemudian dikenal dengan sebutan orang
Betawi, sebagaimana yang ditampilkan oleh Mohamad Husni Thamrin sebagai
kaum ketua
Betawi
nama
sebuah
organisasi
yang
masih
bersifat
kesukuan
pada
masa sebelum terbentuknya organisasi-organisasi
yang bersifat kebangsaan, awal
abad ke dua puluh.
Dari
masa ke masa, masyarakat
Betawi terus berkembang dengan ciri-ciri
budayanya yang semakin mantap, sehingga, mudah dibedakan dari kelopmpok
etnis yang lain. Namun bila dikaji lebih mendalam tampak unsur-unsur
kebudayaan yang menjadi sumber asalnya. Bagi masyarakat Betawi sendiri
segala
yang
tumbuh
dan
berkembang
ditengah
kehidupan
budayanya
dirasakan
sebagai miliknya sendiri seutuhnya, tanpa mempermasalahkan dari mana asal
unsur-unsur yang telah membentuk kebudayaannya itu. Demikian pulalah
sikapnya terhadap keseniannya sebagai salah satu unsur kebudayaan yang paling
kuat mengungkapkan ciri-ciri ke Betawiannya, terutama pada seni
pertunjukannya, disamping bahasanya.
Menurut
garis
besarnya
wilayah
budaya Betawi
dapat
dibagi
menjadi
dua
bagian
yaitu
Betawi
Tengah
(Betawi Kota),
dan
Betawi
Pinggiran.
Yang
termasuk
Betawi
tengah
(Betawi
Kota)
dapatlah
disebutkan
kawasan
wilayah
|