2.2.2
Bentuk-bentuk Folklor Indonesia
Apabila kebudayaan pada umumnya, menurut Clark Wissler, Ralph
Linton,
dan
kawan-kawan,
mempunyai
unsur-unsur
yang
disebut cultur
universals, yang kemudian diperinci lagi menjadi aktivitas-aktivitas kebudayaan
(cultural activities, kompleks
unsur-unsur
(trait complexes),
unsur-unsur
(traits),
unsur-unsur kecil (items),
maka
folklor
juga
mempunyai
unsur-unsur
yang
semacam itu
yang disebut dengan
istilah Prancis genre, atau dapat diterjemahkan
menjadi bentuk dalam bahasa Indonesia.
Jika kebudayaan mempunyai tujuh unsur kebudayaan universal, yakni
sistem mata
pencaharian
hidup
(ekonomi),
sistem
peralatan
dan
perlengkapan
hidup
(teknologi),
sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan,
dan
sistem religi,
maka
folklor
menurut
Jans
Harold
Brunvand,
seorang
ahli
folklor
dari
AS,
dapat
digolongkan
ke
dalam tiga
kelompok
besar
berdasarkan
tipenya: (1) folklor lisan, (2) folklor sebagian lisan, dan (3) folklor bukan lisan.
Folklor
lisan adalah
folklore yang bentuknya
memang
murni
lisan.
Bentuk bentuk folklor yang termasuk ke dalam kelompok besar ini antara lain (a)
bahasa rakyat seperti logat, julukan, pangkat tradisional, dan titel
kebangsawanan;
(b)
ungkapan
tradisional,
seperti
peribahasa,
pepatah,
dan
pemeo;
(c)
pertanyaan
tradisional,
seperti
teka-teki;
(d)
puisi
rakyat, seperti
pantun, gurindam, dan syair; (e) cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda, dan
dongengl dan (f) nyanyian rakyat.
|