Home Start Back Next End
  
29
telah
mengantisipasi perkembangan jumlah
penggunanya
yang
sangat
pesat
dan
arah
pelayanan
per
area
yang
tinggi,
sehingga
arah
perkembangan
teknologi
GSM
adalah
DCS
(Digital Cellular System)
pada
alokasi
frekuensi 1800
Mhz.
Dengan
frekuensi
tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu,
dengan
luas
sel
yang
semakin
kecil
akan
dapat
menurunkan kekuatan
daya
pancar
handphone, sehingga
bahaya
radiasi
yang
timbul
terhadap
organ
kepala
akan
dapat
di
kurangi. Pemakaian GSM
kemudian
meluas ke
Asia
dan Amerika,
termasuk Indonesia.
Indonesia
awalnya
menggunakan
sistem
telepon
selular
analog
yang
bernama
AMPS
(Advances  Mobile  Phone  System)  dan 
NMT 
(Nordic  Mobile 
Telephone).  Namun
dengan
hadir
dan
dijadikannnya standar
sistem
komunikasi
selular
membuat
sistem
analog
perlahan
menghilang, tidak
hanya
di
Indonesia,
tapi
juga
di
Eropa.
Pengguna
GSM pun semakin
lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di
dunia
telah
mencapai 1,5
triliun
pelanggan.
Akhirnya GSM
tumbuh
dan
berkembang
sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
2.1.11.2 Spesifikasi Teknis GSM
Di
Eropa,
pada
awalnya
GSM
di
desain
untuk
beroperasi
pada
frekuensi
900
Mhz.
Pada
frekuensi
ini,
frekuensi
uplinksnya digunakan
frekuensi
890–915
MHz
,
sedangkan
frekuensi
downlinksnya menggunakan
frekuensi
935–960
MHz.
Bandwith
yang digunakan adalah 25 Mhz
(915–80 = 960–35 = 25 Mhz), dan
lebar kanal sebesar
200
Khz.
Dari
keduanya,
maka
didapatkan
125
kanal,
dimana
124
kanal
digunakan
untuk
suara
dan
satu
kanal
untuk
sinyal.
Pada
perkembangannya, jumlah
kanal
124
semakin
tidak
mencukupi dalam
pemenuhan
kebutuhan
yang
disebabkan pesatnya
pertambahan jumlah
pengguna. Untuk
memenuhi
kebutuhan kanal
yang
lebih
banyak,
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter