20
yang berlawanan bahwa kita dapat
memperoleh ketenangan dalam diri kita justru pada
saat orang lain berada bersama kita.
Hubungan
ketenangan
sebagai
elemen
yang
keempat
membangkitkan
jiwa
atau
semangat dalam seni
teh, dalam karakter Cina chi atau jaku dalam bahasa Jepang. Jaku
adalah
sabi.
Akan
tetapi
sabi
mengandung
makna
lebih
dari
sekedar
ketenangan.
Dapat
dikatakan bahwa
makna
sabi
yang
sesungguhnya
adalah
ketenangan,
kedamaian,
ketentraman dan
jaku
lebih
sering
digunakan
dalam
kesusasteraan
agama
Buddha
yang
merupakan
kematian atau
nirwana.
Dalam
hubungan
yang
dipergunakan
pada
seni
teh,
jaku
berbarti
kemiskinan,
kesederhanaan, dan
kesendirian. Hal
ini
berarti
sabi
memiliki
makna
yang
sama
dengan
wabi.
Wabi
dan
sabi
berasal
dari
Zen
yang
menonjolkan
kesederhanaan yang
mengungkapkan
kerendahan hati (Suzuki, 1991 : 284).
2.4.2 Wabi Sabi
Wabi
dan
sabi
merupakan
estetika
dari
kebudayaan Jepang,
memahami
konsepnya
adalah penting untuk memahami upacara teh Jepang.
Menurut Koren (1994 : 21) mengungkapkan :
Wabi-sabi
is
the
most
conspicuous
and characteristic feature
of
what we
think
of
as
traditional
Japanese beauty.
It
occupies
roughly
the
same
position
in
the
Japanese pantheon
of
aesthetic values
as
do
the
Greek
ideals
of
beauty
and
perfection in the West.
Arti :
Wabi-sabi
merupakan gambaran karakteristik yang paling mencolok
yang bisa kita
anggap
sebagai
unsur
kecantikan
tradisional
Jepang.
Ia
menjalankan
selayaknya
norma
estetika Jepang sebagaimana bangsa Yunani
mengindahkan kecantikan dan
juga masyarakat Barat mengindahkan kesempurnaan.
|