Home Start Back Next End
  
16
Dengan  demikian,  character dapat  berarti  ‘pelaku  cerita’  dan  dapat  pula  berarti
‘perwatakan’.
Penyebutan
nama
tokoh
tertentu, tak jarang, langsung mengisyaratkan
kepada kita perwatakan yang dimilikinya.
Tokoh cerita (character), menurut Abrams
dalam Nurgiyantoro (2007:165), adalah
orang(-orang)
yang
ditampilkan
dalam suatu
karya
naratif,
atau
drama,
yang
oleh
pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
Untuk kasus kepribadian seorang tokoh, pemaknaan itu dilakukan berdasarkan kata-
kata (verbal) dan tingkah laku lain (non-verbal). Pembedaan antara tokoh yang satu
dengan yang lain lebih ditentukan oleh kualitas pribadi daripada dilihat secara fisik.
Dengan demikian,
istilah
‘penokohan’
lebih
luas pengertiannya daripada ‘tokoh’ dan
‘perwatakan’ sebab ia sekaligus mencakup
masalah
siapa
tokoh
cerita,
bagaimana
perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga
sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
Nurgiyantoro
(2007:
177)
juga mengungkapkan
bahwa
tokoh-tokoh
cerita
dalam
sebuah fiksi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut
mana
penamaan
itu
dilakukan.
Misalnya
saja pembedaan
antara
tokoh
utama
dan
tokoh
tambahan.
Dalam kaitannya
dengan
keseluruhan
cerita,
peranan
masing-masing
tokoh
tersebut tak sama. Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya
tokoh dalam sebuah
cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa
mendominasi 
sebagian 
besar 
cerita. 
Disebut 
sebagai 
tokoh 
utama 
cerita 
(central
character, main character). Tokoh
utama adalah
tokoh yang diutamakan penceritaannya.
Tokoh utama merupakan tokoh yang paling banyak
diceritakan, baik sebagai pelaku
kejadian
maupun
yang dikenai kejadian. Karena tokoh
utama paling banyak diceritakan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter