![]() 56
2.1.4.2 Definisi Six Sigma
6
Six
Sigma
sebagai
sebuah
istilah
baru
dalam dunia
bisnis
dan
juga
ilmu
statistika, seringkali
mempunyai definisi
yang berbeda. Persepsi para
insinyur dan
ahli
statistik
seringkali
berbeda
dengan
apa
yang
diungkapkan oleh
media
bisnis
secara
umum. Tetapi adalah
tidak arif
untuk
membuat frase
Six
Sigma
menjadi
membingungkan bagi
orang-orang
yang
ingin
mengetahuinya
baik
mereka
yang
memiliki latar belakang ekonomi, statistik, manajemen, atau teknik.
Kata
Sigma
sendiri
merupakan salah
satu
huruf
dari
sistem
alfabet
Yunani
yang
dilambangkan dengan
s,
yang
berarti
mengindikasikan banyaknya
tingkat
variasi
output
terhadap
target
yang
telah
ditetapkan. Secara
statistik,
six
sigma
adalah
suatu
ketentuan
yang
mensyaratkan suatu
proses
beroperasi
pada
batas
toleransi
perekayasaan terdekat
adalah
paling
sedikit
+
6
s
dari
rata-rata
proses.
Dalam
persepsi
teknis
untuk
pengendalian
proses
maka
six
sigma
dapat
berarti
kepada target kinerja operasi
yang diukur secara
statistik dengan
hanya 3.4 cacat
(defect) untuk setiap satu juta kejadian atau peluang. Seringkali dinamakan 3.4
DPMO (Defect Per Million Opportunities) atau 3.4 PPM (Parts Per Millon). Cara
lainnya
untuk
menentukan
Six
Sigma
adalah
sebagai
usaha
perubahan
budaya
agar
posisi
perusahaan
di
pasar
ada
pada
kepuasan
pelanggan,
profitabilitas, dan
daya saing yang lebih besar.
6
The Six Sigma Way (Pande, p.10-11)
|