16
-
User Based Approach, pendekatan
ini didasarkan pada pemikiran bahwa
kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk
yang
paling
memuaskan
preferensi
seseorang
(misalnya perceived
quality) merupakan produk yang berkualitas tinggi. Perspektif yang
subjektif
dan
demand-oriented ini
juga
menyatakan
bahwa
pelanggan
yang
berbeda
memiliki
kebutuhan dan
keinginan
yang
berbeda
pula,
sehingga kualitas bagi seseorang adaah sama dengan kepuasan
maksimum yang dirasakannya.
-
Manufacturing Based Approach, perspektif ini bersifat supply-based
dan
terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan
pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian/sama
dengan
persyaratan
(conformance
to
requirements).
Dalam sektor
jasa,
dapat
dikatakan
bahwa
kualitasnya
bersifat operations-driven.
Pendekatan
ini
berfokus
pada
penyesuain
spesifikasi
yang
dikembangkan secara internal, yang seringkali didorong oleh tujuan
peningkatan produktivitas dan penekanan
biaya.
Jadi
yang
menentukan
kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan
konsumen yang menggunakan.
-
Value
Based
Approach,
pendekatan
ini
memandang
kualitas
dari
segi
nilai dan
harga. Dengan
mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan
harga, kualitas didefinisikan sebagai affordable excellence. Kualitas
dalam perspektif
ini
bersifat
paling
bernilai.
Akan
tetapi
yang
paling
bernilai adalah barang atau jasa yang paling tepat dibeli (best-buy).
|