2.3.2.3 Dari Penataran Menuju 'Bengkel-Kerja'
Salah
satu bentuk
model
pembinaan
terakhir
adalah
diterapkannya
pendekatan
'bengkel-keija'
(workshop) pada
kelompok-kelompok
reog
di
wilayah
Kabupaten
Ponorogo. Kalau
pada
tahun-tahun
sebelumnya
pembinaan
dilakukan
dengan
model
penataran,
maka
pada tahun
2000
dilakukan
pembinaan
yang
menitik-beratkan pada
pembekalan daya
kreatif peserta
latihan
dalam
bidang
penciptaan
garapan.
Dalam
metode
bengkel-keija
ini,
para
peserta dibekali dengan
pemahaman
tentang
karakter
masing-masing
tokoh
peran
yang
tampil
dalam
Reyog
Ponorogo,
dasar
dasar
olah
tubuh dan
gerak yang
mencerminkan jenis
karakter tersebut,
kemudian
didorong
untuk
mengembangkan ragam
gerak
yang
sesuai
dengan
karakter
masing
masing
tokoh
peran
tersebut.
Sebagai
hasilnya,
pola
pembinaan
bengkel-keija
tersebut
membuahkan
lebih
dari
satu
macam
format
pertunjukan,
sehingga
pada
festival
Reog
Ponorogo
tingkat
Nasional
tahun
2000
penampilan kelompok reyog
dari
kabupaten
tersebut
menjadi
lebih
beragam.
2.3.2.4 Tumbuhnya
kelas-kelas
pemain
Sejak
tahun
1995
telah
terjadi
perubahan
ruang
lingkup
festival,
yaitu
dari ruang
lingkup
se
Kabupaten
Ponorogo
menjadi
berskala
nasional.
Seiring
dengan
perubahan
ruang
lingkup
tersebut,
peserta
festival yang
berasal
dari kelompok
reog
desa
di
Ponorogo
menjadi
semakin
sedikit
jumlahnya.Berkurangnya
jumlah
kelompok
reog
asal
Ponorogo
yang
mengikuti
Iomba tingkat
nasional
membatasi
jangkauan
pengaruh
festival
tingkat
nasional
bagi pengembangan
artistik
kelompok
reog di
kabupaten
|